TRIBUNMURIA.COM, JEPARA- Harga gabah di Kabupaten Jepara mengalami penurunan dalam beberapa pekan ini.
Turunnya harga gabah itu seiring banyaknya pasokan beras dari Bulog ke pasar-pasar tradisional yang ada di Kota Ukir.
Salah seorang petani, Nasrun mengeluhkan harga gabah yang terus turun di pasar. Hal ini merugikannya. Pasalnya, dalam amatannya, harga gabah kering panen atau GKP semula kisaran Rp 6.200-6.300.
Harga itu terus turun hingga mencapai Rp 5.700 per kg.
Petani asal Desa Tedunan, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, itu menilai, turunnya harga tersebut karena suplai beras bulog ke pasar-pasar tradisional.
Menurutnya, harga gabah juga bergantung pada harga beras. Apabila harga beras di pasar turun, maka otomatis nilau jual gabah juga turun.
"Awal tahun harga beras sudah bagus. Petani juga senang. Tapi sekarang merosot," terangnya, Senin (13/2/2023).
Baca juga: Stabilkan Harga Pangan di Jepara, Pemkab Gelontorkan 70 Ton Beras ke Pasar
Baca juga: PSIS Unggul Sementara 2-0 Dari Dewa United, Marukawa Sumbang Satu Gol
Baca juga: Vonis Mati Ferdy Sambo Disambut Gembira Keluarga Brigadir J di Sungai Bahar Jambi
Hal yang sama juga diungkapkan Masduki (65). Menurutnya, harga jual gabah saat ini tidak menutup ongkos produksi. Kendati harga gabah saat ini masih di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Di mana pemerintah telah menetapkan HPP Rp 4.200 untuk beras. Hal itu, kata dia, masih tetap rendah bagi petani.
Apalagi selama proses tanam banyak kendala dialami petani. Satu di antaranya kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.
"Kami beli pupuk urea non subsidi dengan harga Rp 500.000 per kwintal. Ada kartu tani untuk membeli pupuk urea bersubsidi seharga Rp 225.000 per kwintal, tapi barangnya sering kosong,'' ungkapnya.
Masduki berharap pemerintah meninjau ulang penetapan harga saat ini. Pasalnya harga saat ini dirasa masih belum berpihak kepada petani.
Dimintai tanggapan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Jepara Diyar Susanto mengatakan harga beras tergantung pasar.
"Banyak hal umum yang mempengaruhi harganya," ujarnya.
Dia menyebut produksi beras di Kabupaten Jepara tergolong aman. Bahkan produksinya dipastikan surplus. Produksi gabah saat ini mencapai 255 000 gabah atau 161.000 ton beras.
Jumlah produksi itu masih jauh di atas kebutuhan beras konsumsi di Jepara yang mencapai 131.000 ton.