TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu memberikan perhatian penuh terhadap ketahanan pangan di kota yang dipimpinnya.
Pihaknya mendorong lahan produktif agar dimanfaatkan untuk penanaman dalam rangka menjaga ketahanan pangan di ibukota Jawa Tengah.
Disebutkan, total lahan produktif di Kota Semarang masih 30 ribu hektar. Sedangkan, sawah lestari seluas 2.000 hektar.
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang kini mulai melakukan pemanfaatan lahan-lahan kosong di wilayah Mijen, Tembalang, Gunungpati, dan Ngaliyan.
Baca juga: Megawati Soekarnoputri Akan Hadir dalam Pelantikan Wali Kota Semarang Mbak Ita
Rencananya, lahan-lahan kosong milik pemkot akan dikerjasamakan dengan petani agar pemanfaatannya maksimal.
Dia meminta Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) untuk mengidentifikasi aset-aset yang bisa ditanami.
Selanjutnya, aset tersebut bisa dialihkan ke Dinas Pertanian (Dispertan).
"Kalau lahan betul-betul produktif, subur, di wilayah sesuai kondisi, segera dialihkan ke Dispertan untuk dikerjasamakan dengan petani," jelas Ita, sapaannya, usai panen raya jagung di Tembalang, Kamis (26/1/2023).
Menurutnya, kerjasama yang tepat untuk pemanfaatan lahan milik pemkot adalah sistem bagi hasil. Pola itu dinilai tepat karena petani tidak perlu mengeluarkan dana besar untuk kebutuhan lahan.
"Kalau model sewa dengan BPKAD tidak akan mampu karena harganya berbeda. Diharapkan, ini langsung ke petani," ucapnya.
Pemanfaatan lahan untuk pertanian, lanjut dia, juga bisa berkolaborasi dengan TNI/Polri, seperti panen raya jagung di Tembalang merupakan kolaborasi antara Pemkot dengan Kodam IV/Diponegoro.
Panen jagung di lahan seluas delapan hektare ini menghasilkan 40 ton.
Sebagian hasil panen langsung dibeli oleh ID Food dan sebagian lagi dibeli oleh Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Kota Semarang.
"BUMP ini untuk kebutuhan Semarang. Kalau ID Food ini kan untuk nasional. Sebenarnya ini peluang besar. ID Food sebagai offtaker ini membutuhkan. Disini 40 ton seluas 8 hektar. Mereka (ID Food) membutuhkan 400 ribu ton," sebutnya.
Jika di wilayah Kota Semarang lainnya bisa ditanam untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kata Ita, akan mengurangi pengangguran dan kemiskinan.