TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Polisi masih terus melakukan penyelidikan untuk mengusut kasus tewasnya 6 anak buah kapal (ABK) asal Pemalang, yang tewas karena diduga kecarunan gas freon.
Keenam korban tewas merupakan ABK pada kapal ikan KM Anugerah Bhakti.
Demikian disampaikan Direktur Polisi Air dan Udara (Dirpolairud) Polda Jateng, Kombes Pol Hariadi, kepada Tribunmuria.com, Sabtu (14/1/2023).
Disebutkan Hariadi, 5 dari 6 ABK nahas tersebut berasal dari Kecamatan Sugihwaras.
Sementara, satu orang lainnya berasal dari Kecamatan Pemalang.
"Iya masih lidik. Kami masih menyelidiki apakah dalam kasus tragis tersebut ada unsur kelalaian dari kasus tersebut," ucapnya.
Dituturkan, para korban dikabarkan meninggal dunia di perairan selat Bali, pada Senin, 19 Desember 2022.
Mereka diduga terpapar racun akibat kebocoran gas freon yang berasal dari alat pendingin atau freezer kapal.
Pemulangan para korban sempat terhalang cuaca buruk sehingga baru 20 hari paskakejadian jenazah korban dapat dimakamkan, yakni pekan kemarin, Sabtu (7/1/2023).
"Keluarga dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) memang tidak mempermasalahkan kasus itu karena risiko di laut," ujar Hariadi.
Kendati begitu, pihaknya kukuh melakukan penyelidikan setidaknya untuk memberikan efek jera kepada pemilik kapal.
Sebab, pihaknya sudah berulang kali melakukan imbauan namun kecelakaan laut hingga berujung kematian terus saja terjadi.
"Ini masih proses pemeriksaan saksi, semisal ada temuan unsur pidana nanti kita naikan ke penyidikan," tegasnya.
Identitas keenam korban
Diberitakan, sebelumnya 6 anak buah kapal (ABK) KM Anugerah Bhakti meninggal dunia saat berada di perairan Bali.