Pembunuhan Iwan Budi

Dukun Asal Demak Diperiksa Polisi Terkait Pembunuhan Iwan Budi, Motif Promosi Jabatan Mencuat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pegawai Bapenda Kota Semarang, Iwan Budi P - Setelah dinyatakan hilang selama beberapa waktu, Iwan Budi, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, Kamis (8/9/2022). Iwan tewas dimutiliasi, kepalanya hilang, bagian jasad lainnya dibakar bersama motor Vario miliknya di sebuah lahan kosong di Jalan Marina Raya, Kota Semarang.

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Motif promosi jabatan terkait pembunuhan Iwan Budi -pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang- muncul ke permukaan.

Menyeruaknya motif promosi jabatan ini setelah seorang dukun asal Demak diperiksa polisi dalam penyelidikan kasus ini.

Diduga, ada orang yang begitu kuat menginginkan jabatan yang hendak diemban Iwan Budi, sebelum akhirnya ia menghilang dan ditemukan tewas di Marina.

Penasihat Hukum keluarga Iwan Boedi Prasetijo paparkan informasi yang didapatnya terkait pemeriksaan saksi pembunuhan di Marina Kota Semarang (TRIBUNMURIA/Rahdyan Trijoko Pamungkas)

Diketahui, hingga kini polisi masih terus memeriksa sejumlah saksi dalam kasus pembunuhan pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang Iwan Budi Prasetyo.

Satu di antara saksi yang diperiksa adalah seorang dukun.

Pemeriksaan seorang dukun ini diungkapkan penasihat hukum keluarga Iwan Budi, Yunanto Adi Setiawan (YAS).

Yunanto mengatakan, informasi yang dia terima, dukun tersebut berasal dari Demak.

Dukun itu diperiksa kaitanya dengan promosi jabatan yang diperebutkan di Bapenda Kota Semarang.

"Beberapa hari lalu, media memberitakan Iwan akan dipromosikan sebagai Kabid II penetapan pajak Bapenda."

"Belakangan ada informasi, terdapat pihak lain menginginkan jabatan itu. Kemudian, dia berinteraksi dengan orang pintar itu dan melibatkan pihak lain lagi," jelas YAS kepada awak media, Senin (31/10/2022).

Menurutnya, polisi, sedang mendalami pihak yang menginginkan jabatan itu dan pihak lain yang turut serta mendatangi rumah dukun itu, yang diduga merealisasikan kematian Iwan Budi.

"Karena ini masih proses penyelidikan dan pendalaman-pendalaman, kami tidak bisa menginformasikan terlalu dalam karena dikhawatirkan akan mendahului apa yang sedang dikerjakan kepolisian dan dikhawatirkan mengganggu proses penyelidikan yang dilakukan," tuturnya.

Terkait promosi jabatan itu, kata dia, sebelumnya, Iwan Budi sedang melakukan perjalanan ke Padang bersama tiga orang rekan kerja di satu dinas.

Sebelum berangkat ke Padang, Iwan mendengar akan dipromosikan menjadi Kabid II Penetapan Pajak. Dia pun bersemangat mendapat kabar itu.

Namun, sepulang dari Padang, Iwan menjadi ragu atas jabatan akan diemban.

Tak berselang lama, terjadilah pembunuhan itu.

"Hubungan-hubungan itu yang sedang didalami kepolisian, apa kaitannya pak Iwan akan mendapat promo itu dengan orang yang menghendaki, melibatkan orang lain."

"Tiba-tiba pak Iwan mengurungkan niat mendapat jabatan itu dan tiba-tiba terjadi pembunuhan itu," imbuhnya.

Dikatakannya, fakta relasi kejadian itu ditemukan polisi berupa data-data komunikasi percakapan antara orang yang menginginkan jabatan itu dengan dukun yang diperiksa.

Serta, pihak lain juga turut berperan datang ke orang pintar ini.

"Spare waktunya saya lupa. Tapi, waktu itu, Iwan masih hidup. Terus, dia pergi ke Padang, pulang, terus terjadi pembunuhan ini."

"Waktunya dekat, masih bulan Agustus," terangnya.

Motif lain di balik promosi jabatan

Ia menduga, ada dua kemungkian motif lain dibalik perebutan jabatan tersebut, apakah itu motif ekonomi atau motif pajak.

Karena, jabatan diinginkan seserorang terkait penertiban pajak.

"Apakah ada motif dibalik itu? Apakah ada kaitannya dengan wajib pajak tertentu? Apakah ada relasinya dengan kematian?"

"Nah, semua itu masih didalami. Kita tunggu dulu saja dari kepolisian," imbuhnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Alqudusy membenarkan pemanggilan seorang dukun asal Demak untuk diperiksa dalam kasus pembunuhan Iwan Budi.

Namun, pihaknya tidak membeberkan secara detail sejauh mana keterkaitan dukun dengan tewasnya Iwan.

"Ada banyak warga sipil yang diperiksa. Termasuk ASN teman korban," tutur dia.

Iqbal mengatakan, ada beberapa orang sipil yang mencabut keterangannya terkait pembunuhan.

Namun, ada juga yang masih tetap pada keterangannya.

Namun, pihaknya tidak menerangkan secara rinci jumlah warga sipil yang diperiksa.

"Yang nyabut ada dua orang. Yang tetap, ada dua orang," ujarnya.

Komnas HAM datangi Polrestabes

Komisioner Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) Beka Ulung Hapsara mendatangi Mapolrestabes Semarang untuk melakukan koordinasi penanganan kasus almarhum Iwan Boedi, PNS Bapenda Kota Semarang yang tewas terbunuh.

Selain itu, Komnas HAM juga berkomitmen untuk ikut membantu dalam penanganan kasus kematian Iwan Boedi yang sampai saat ini belum terungkap.

Beka datang ke Mapolrestabes Semarang, sekira pukul 09:00 WIB, bersama Yunantyo Adi Setyawan, pengacara keluarga Iwan Boedi.

Dalam pertemuannya dengan Kapolrestabes Kota Semarang Kombes Irwan Anwar, Beka mengaku mendapatkan penjelasan mengenai perkembangan penyelidikan yang dilakukan Polrestabes Semarang dalam mengungkap fakta-fakta kasus tewasnya Iwan Boedi.

"Komnas HAM tentu saja berkomitmen untuk ikut membantu penaganan dalam kasus ini biar terang, itu yang pertama," jelasnya saat di Mapolrestabes Semarang, Jumat (28/10/2022).

"Yang kedua Komnas HAM juga akan berkordinasi dengan pihak-pihak terkait, upaya mencari jalan, apa yang sudah dilakukan oleh teman-teman polrestabes ini bisa jalan," imbuhnya

Beka mengatakan, ada kendala dalam pengungkapan kasus ini, misalnya terkait keterangan saksi yang masih abu-abu.

"Terkait kendala kan begini, ada beberapa pihak yang masih belum memberikan keterangan, itu yang akan juga didalami dan diupayakan oleh teman-teman Polrestabes, terus kemudian juga soal kordinasi," lanjutnya

"Koordinasi, misalnya menghadirkan saksi-saksi tambahan, atau saksi-saksi yang lain itu juga diperlukan, dan itu akan segera di upayakan oleh polrestabes," ungkapnya

Ia menegaskan kembali, bahwa Komnas HAM akan membantu pihak kepolisian dalam menuntaskan kasus ini.

"Jadi begini, kalau untuk terkait instansi-instansi lain, nanti saya juga akan koordinasi, misalnya kalau perlu, saya akan koordinasi dengan Panglima TNI, supaya kalau memang ada keterlibatan oknum TNI bisa ditindaklanjuti. Itu kalau ada, ya," terangnya.

Ia mengatakan, akan mendorong Polrestabes Semarang untuk terus melakukan penyelidikan dan menuntaskan kasus ini.

Beka percaya bahwa pihak kepolisian bisa menuntaskan kasus ini dengan baik.

"Tentu saja keluarga almarhum Iwan Boedi mengharapkan keadilan secepatnya, tapi tentu saja kita harus mampu membantu teman-teman kepolisian untuk segera menuntaskan kasus ini," katanya

"Kalau ada informasi, saya kira penting untuk disampaikan kepada kepolisian, supaya nantinya tidak menjadi obstructions of justice, oleh siapa pun dan keluarga pak Iwan boedi cepat mendapat keadilan," tutupnya.

Diduga libatkan orang terlatih

Sebelumnya diberitakan, pembunuh pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang, Iwan Budi, diduga orang terlatih dan profesional.

Anak Iwan Budi, Theresia Alfita Saraswati (25) curhat (curahan hati, red) takut kasus pembunuhan  ayahnya tak terungkap.

Ia berharap, aparat penegak hukum dapat segera menuntaskan dan mengungkap kasus pembunuhan terhadap ayahnya.

Termasuk mengungkap siapa dalang dibalik peristiwa pembunuhan keji tersebut.

Theresia mengaku, keluarganya bakal hidup tak tenang semisal kasus itu tak terungkap tuntas.

"Misal pelaku belum ditangkap, jujur kami belum bisa hidup tenang, siapa ya pelaku sekeji itu."

"Motifnya apa, jadi kami masih bertanya-tanya," ujarnya saat dihubungi TribunMuria.com, Rabu  (12/10/2022) malam.

Ia mengaku, hingga saat ini keluarganya masih memiliki ketakutan, apalagi ayahnya meninggal dengan cara tidak wajar. 

Namun, ia lebih takut kalau kasusnya itu tidak terungkap.

"Kita harus realistis juga kalau ini kepentingannya melibatkan orang-orang tertentu, inikan ya, dari keluarga sendiri ya pasti takut," katanya.

Ia menginginkan, pelaku dapat ditangkap lalu dihukum seadil-adilnya.

"Pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya, jadi keluarga bisa melanjutkan hidup lagi dengan tenang," katanya.

Surati Presiden Jokowi

Pihaknya juga berupaya mengirimkan surat permohon keadilan kepada Presiden Jokowi.

Rencana surat akan dikirim dalam waktu mendekati atau setelah acara 40 hari ayahnya.

Peringatan 40 hari ayahnya jatuh pada hari Jumat (14/10/2022).

"Rencana mau dikirim karena kan ini hampir 40 hari, kasusnya belum terungkap sampai saat ini."

"Ya kita memang ada rencana mengirim surat kepada jokowi," katanya.

Menurutnya, sejauh ini belum ada informasi resmi terkait perkembangan kasus tersebut dari Polda Jateng maupun dari Polrestabes Semarang.

Sebaliknya, keluarga mengetahui perkembangan kasus dari pemberitaan di media.

Pihaknya kini hanya bisa membantu doa sekaligus rasa kepercayaan kepada pihak kepolisian yang masih berusaha keras mengungkap kasus ini 

"Mungkin sekecil apapun itu bukti atau mungkin saksi bisa semakin menemui titik terang," tandasnya. (*)