Berita Blora

Puasa Deder dan Ngrowot Jadi Ritual Wajib Bagi Warga Samin Karangpace Klopoduwur

Penulis: Ahmad Mustakim
Editor: Moch Anhar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ada pun tumpeng tersebut dibuat beberapa warga setempat dan sejumlah pejabat Blora.

“Sedulur-sedulur ini punya niat, membuatkan sesaji kepada sedulur yang lahir pada tunggal hari,” ucap Mbah Lasiyo saat memulai memimpin doa dalam bahasa Jawa.

Dalam doa dikatakan, yang pertama untuk sedulur yang berada di arah utara (lor) lahir tunggal hari yang disebut kakang kawah, menghormati hari Selasa Kliwon bulan Suro memohon keselamatan minta seger waras, sehat tidak ada halangan apa-apa. Sedulur kakang kawah itu kesukaannya jenang krowot.

Lanjut Lasiyo, sedulur yang lahir tunggal hari yang disebut adi ari-ari yang kesukaannya welat, kunir, kreweng, opeh dan bubur arang-arang kambang.

“Kepada semua bapak dan ibu serta saudara sekalian kami harapkan ngukuhi sedulur yang lahir tunggal hari sekiblat sekawan (empat arah penjuru),” lanjutnya.

Kemudian, sedulur yang berada di arah timur kesukaanya bubur putih. Sedangkan sedulur yang berada di arah utara kesukaannya bubur abang.

Sedulur yang berada dari arah barat, masih kata Lasiyo, dibuatkan sesaji bubur abang putih. Dan sedulur yang berada dari arah selatan kesukaannya bubur ketan hitam.

“Sedulur yang berada di atas, kesukaannya (kekareman) nasi bucu, panggang ayam, nasi uduk, pisang setangkep, jambe suruh dan rujak degan (kelapa muda). Semuanya meminta keselamatan, dimudahkan rejeki, dijauhkan dari godaan tinggal yang baik (becik),” ujarnya.

Dalam doa berbahasa Jawa, Lasiyo juga memohon kepada Tuhan agar virus Corona segera disirnakan dan semuanya diberi kesehatan serta keselamatan.

Setelah Lasiyo memimpin doa berbahasa Jawa, dilanjutkan doa yang dipimpin oleh salah seorang tokoh agama Islam setempat.

Selanjutnya ratusan warga yang hadir menikmati nasi tumpeng yang disajikan dalam hajatan.

Baca juga: Kejuaraan Bulutangkis Bitingan Master Kudus, Ajang Pembibitan Atlet Muda

Baca juga: BREAKING NEWS: Truk Tangki Pertamina Kecelakaan Tabrak Rumah di Tanah Putih Semarang, 1 Orang Tewas

Yang menarik, selain daun jati untuk bungkus makanan, puluhan nasi tumpeng dengan bumbu dan daging ayam panggang serta aneka makanan tradisional kemudian dimakan bersama dan sebagian dibawa pulang.

Di sela-sela acara, ada prosesi memercikkan air kembang kepada semua warga yang hadir hajatan.

Proses memercikkan air kembang dilakukan oleh Wahini, istri Lasiyo dengan harapan semua yang hadir diberikan keselamatan dan keberkahan dari Tuhan.

Selain itu mengisyaratkan bahwa seorang Ibu adalah sosok yang penuh cinta kasih dan harus dihormati.

Usai prosesi hajatan, dilanjutkan dengan acara seremonial dan pertunjukan wayang kulit dengan menampilkan Ki Dalang Sindhunata Gesit Widiharto dari Semarang yang membawakan cerita Semar Mbangun Khayangan. (kim)

 

TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :