"Justru semangat kami adalah bersinergi dengan lembaga pendidikan non-formal, termasuk keagamaan untuk memperkuat pendidikan peserta didik," tuturnya.
Ahsan juga mengungkapkan bahwa Hendi selaku Wali Kota Semarang membuka ruang diskusi untuk memasukkan pendidikan kegamaan non formal sebagai nilai tambah siswa dalam menempuh pendidikan formal.
"Maka dari itu akan kita matangkan, untuk kemudian baik yang Muslim, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, ataupun Konghucu mendapatkan hal yang sama," terangnya.
Dan atas penjelasan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Semarang itu, NU Kota Semarang pun menyambut baik ruang diskusi yang telah diberikan Wali Kota Hendi.
Ketua Badko TPQ Kota Semarang, Bahrul Fawaid bahkan merasa senang atas dukungan yang ditegaskan Hendi pada kegiatan pendidikan karakter peserta didik di Kota Semarang.
"Tadi Alhamdulillah Pak Wali, Pak Hendi sudah menegaskan mendukung penuh pelaksanaan pendidikan karakter di Kota Semarang. Bahkan secara teknis beliau juga sudah meminta Dinas Pendidikan Kota Semarang untuk merumuskan agar kegiatan keagamaan masuk dalam ekstrakurikuler di sekolah formal," ungkap Bahrul.
Adapun ditambahkan oleh perwakilan LP Ma'arif Kota Semarang, Ahyar, bahwa pihaknya akan membantu Pemerintah Kota Semarang dalam mensosialisasikan keterangan yang telah diberikan.
Baca juga: Mulai Masuk Latihan Perdana, Pelatih Kiper PSIS, Rory Grand Fokus Dongkrak Mental Penjaga Gawang
Baca juga: Persiku Kudus Buka Seleksi Pemain, Manajer Memastikan Tidak Akan Terima Pemain Titipan
"Kami di lapangan akan mensosialisasikan apa yang disampaikan oleh Pak Wali kepada sekolah dan madrasah di bawah LP Ma'arif," tekannya.
Terakhir perwakilan FKDT Kota Semarang, Muhammad Arif menekankan harapannya agar rumusan untuk peserta didik pendidikan keagamaan non formal dapat terealisasi di Kota Semarang.
"Saya rasa ini dapat menambah semangat masyarakat, baik itu nantinya tetap beriringan dengan kegiatan pendidikan non formal, maupun dikolaborasikan menjadi ekstrakurikuler," kata Arif. (*)