Berita Pati

Update Banjir Bandang Margoyoso Pati: Perbaikan Tanggul Sungai Suwatu Ditarget Rampung 14 Hari

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembuatan tanggul darurat dari tumpukan karung berisi tanah di Sungai Suwatu, Desa Bulumanis Kidul, Kecamatan Margoyoso, Pati, Sabtu (16/7/2022).

TRIBUNMURIA.COM, PATI - Desa Bulumanis, Kecamatan Margoyoso, Pati, diterjang banjir Bandang, pada Kamis (14/7/2022) dini hari lalu.

Bajir bandang terjadi setelah tanggul Sungai Suwatu yang membelah desa tersebut jebol.

Dalam waktu dua pekan ke depan, tanggul Sungai Suwatu, Desa Bulumanis Kidul, Kecamatan Margoyoso, ditargetkan telah tuntas diperbaiki.

Baca juga: Ratusan Orang Mengungsi dan Puluhan Rumah Warga Pati Rusak, Dampak Banjir Bandang di Margoyoso

Baca juga: Bangunan SMK Gajah Mada 01 Margoyoso Terdampak Banjir Bandang Pati, Dinding Perpustakaan Jebol

Baca juga: Gubernur Ganjar Pranowo Minta Bencana Banjir di Pati Tertangani, Tanggul Jebol Juga Diperbaiki

Baca juga: Rapat Lintas Sektoral, Bupati Pati Tekankan Suplai Kebutuhan Pokok untuk Korban Banjir Bandang

Hal tersebut disampaikan Kepala Desa Bulumanis Kidul, Susanto, ketika diwawancarai TribunMuria.com di balai desa setempat yang dijadikan tempat pengungsian korban banjir, Sabtu (16/7/2022).

Diketahui, sejumlah desa di wilayah Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, dihantam banjir bandang pada Kamis (14/7/2022) dini hari lalu.

Desa Bulumanis Kidul mengalami dampak terparah. Tanggul Sungai Suwatu jebol hingga air bah meluluh lantakkan belasan rumah warga.

Tak kurang dari 13 rumah warga hancur akibat musibah ini.

“Hampir seluruh rumah di Bulumanis Kidul terdampak banjir karena air cukup tinggi."

"Tapi mayoritas hanya rumahnya tergenang, surut bisa dibersihkan lagi. Kalau yang sampai hilang rumahnya ada 6, rusak sedang 7,” kata Susanto.

Ia menuturkan, setelah berkoordinasi dengan Bupati Pati Haryanto dan sejumlah instansi terkait, diputuskan bahwa Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) akan melakukan perbaikan tanggul secara permanen.

“Target pembuatan sekitar 7-14 hari. Maksimal 2 minggu lagi sudah jadi,” kata Susanto.

Sebelum tanggul diperbaiki secara permanen, saat ini masyarakat bersama personel TNI-Polri telah bergotong-royong membuat tanggul darurat dari tumpukan karung berisi tanah.

Alat berat buldoser, truk, dan ekskavator juga telah diterjunkan untuk membersihkan jalanan desa dari endapan lumpur dan kotoran bekas banjir bandang.

“Sekarang pembersihan jalan dulu, karena untuk memasukkan material (pembuatan tanggul permanen), jalan harus bersih dulu,” kata dia.

Susanto menambahkan, hingga hari ini, di balai desa hanya ada enam orang yang mengungsi.

Selebihnya mengungsi ke rumah saudara atau kerabatnya yang tidak terdampak banjir.

Puluhan rumah rusak, ratusan warga mengungsi

Sebelumnya diberitakan, puluhan rumah di dua desa: Desa Bulumanis dan Desa Tunjungrejo, pada Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, rusak setelah diterjang banjir bandang, Kamis (14/7/2022) dini hari kemarin.

Selain puluhan rumah rusak, dan ratusan warga dari kedua desa di Kecamatan Margoyoso tersebut mengungsi.

Banjir bandang menerjang setelah tanggul dua sungai yang membelah kedua desa jebol.

Demikian disampaikan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Martinus Budi Prasetya.

Ia mengatakan bahwa di Desa Bulumanis Kidul ada 87 orang yang mengungsi ke balai desa.

"Sementara, di wilayah Desa Tunjungrejo, ada sekira 50 orang yang mengungsi ke tempat saudara atau tetangga yang tidak kebanjiran," kata dia saat ditemui TribunMuria.com di kantornya, Jumat (15/7/2022).

Budi menyebut, penyebab banjir bandang di Desa Bulumanis Kidul ialah jebolnya tanggul Sungai Suwatu.

Sementara di Desa Tunjungrejo akibat jebolnya tanggul Sungai Sat.

Namun demikian, ia menambahkan, secara umum peristiwa ini merupakan bagian dari fenomena La Nina.

"Kemarau tahun ini ialah kemarau basah. Sebenarnya saat ini musim kemarau tapi kenyataannya masih turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat."

"Puncaknya kemarin Kamis dini hari yang mengakibatkan tanggul jebol," ujar Budi.

Selain itu, tak bisa dimungkiri, yang membuat banjir makin parah ialah adanya tumpukan sampah di sungai.

"Banyak sekali tumpukan sampah. Kemarin menyumbat di bawah Jembatan Sungai Suwatu."

"BBWS sudah menurunkan ekskavator dan dump truck untuk mengangkat sampah yang menyumbat di beberapa jembatan sepanjang aliran sungai," tutur dia.

Budi menyebut, entah disengaja atau tidak, perilaku masyarakat yang membuang sampah di sungai itu menghambat aliran air.

"Ini harus jadi catatan masyarakat. Mari kita kelola sampah dengan bijaksana."

"Jangan jadikan sungai sebagai pembuangan sampah."

"Ketika situasi normal mungkin tidak terasa, tapi begitu ada air dengan volume besar karena tingginya curah hujan, pasti akan menghambat aliran air," ujar Budi.

Ia menambahkan, kurang terpeliharanya hutan di lereng timur Muria juga menjadi penyebab tingginya fatalitas bencana banjir.

"Daerah tangkapan hujan yang harusnya ditanami dengan tanaman-tanaman keras yang mampu menahan tanah, akhirnya larut (air) cepat ke bawah karena tidak ada lagi yang mampu menahan derasnya air hujan di lereng Gunung Muria," jelas dia.

Dampak banjir ini memang cukup parah. Budi mengatakan, 13 rumah di Bulumanis Kidul rusak berat, bahkan sebagian di antaranya hanyut tak bersisa. Kemudian di Desa Tunjungrejo 12 rumah rusak berat.

Untuk penanganan pascabencana, Pemerintah Kabupaten Pati beserta sejumlah unsur terkait telah memberikan bantuan pangan bagi para korban banjir.

BPBD Pati juga telah meminta bantuan pada BPBD kabupaten-kabupaten tetangga untuk mengirimkan armada tangki air guna melakukan pembersihan desa dari endapan lumpur sisa banjir.

Lapisan lumpur, menurut Martinus, memiliki ketebalan rata-rata 15 sentimeter.

Relawan bersama masyarakat dan anggota TNI-Polri juga telah bergotong-royong membuat tanggul darurat di lokasi tanggul yang jebol. (mzk)