TRIBUNMURIA.COM, TEMANGGUNG – Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Temanggung memperketat pemeriksaan terhadap ternak, utamanya sapi, yang hendak dipotong atau disembelih.
Ini menyusul ditemukannya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di empat daerah di Jateng: Boyolali, Wonosobo, Banjarnegara, dan Rembang.
Dokter hewan sekaligus Kepala UPTD RPH dan Pasar Hewan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung, drh Antik Choiriyah, mengatakan pihaknya saat ini terus memperketat pemeriksaan terhadap ternak sapi yang masuk sebelum dilakukan penyembelihan.
Yakni dengan metode pengecekan antemortem dan posmortem.
“Kita makin meningkatkan kewaspadaan dengan pemeriksaan hewan yang masuk RPH sebelum dipotong, terutama antemortem kepada hewan yang punya ciri-ciri sakit maupun tidak."
"Pokoknya kami sangat antisipatif,” jelas dia, dalam keterangannya, Jumat (13/5/2022).
Kendati berdasar laporan masuk maupun pengecekn lapangan di Kabupaten Temanggung belum terdeteksi munculnya kasus PMK yang menjangkiti ternak, namun pihaknya juga tak ingin lengah.
Pasalnya, selain di wilayah Jawa Timur, PMK juga terdeteksi telah merambah beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Kabupaten Banjarnegara, Boyolali, dan Rembang.
“Di Temanggung sejauh ini belum ada temuan maupun laporan. Dan tercatat terakhir PMK menyerang ternak di wilayah ini pada tahun 1986 silam."
"Namun itu tidak mengendurkan kewaspadaan kami, termasuk dinas terkait tengah menggodog pembentukan tim penanggulangan,” terangnya.
Lebih jauh dijelaskan, PMK biasanya menular pada hewan ternak seperti domba, kambing, babi, dan paling terciri pada sapi.
Ciri dan gejala yang paling mudah digunakan sebagai barometer pendeteksian dini pada penyakit ini di antaranya gejala demam tinggi, lepuh-lepuh pada lidah dan bagian kaki (tracak).
“Paling ekstrem yakni tracaknya sampai lepas. Tapi itu pada sapi, kalau ternak lain bersifat sub klinis atau gejalanya kurang begitu tampak,” urainya.
Namun, jelasnya, apabila terdapat hewan ternak yang tertular maupun terjangkit PMK, terdapat sebuah metode pengobatan yang dirasa efektif, yakni terapi antibiotik, antistamin, serta pemberian vitamin secara teratur.
Ditambah dengan upaya pencegahan, yakni bio security dengan melakukan langkah disinfeksi terhadap manusia (petugas) hingga kandang ternak.
Hal ini dikarenakan proses penularan PMK dapat melalui tiga perantara. Yakni lewat manusia, barang (peralatan), dan antar hewan.
Pihaknya juga meminta agar seluruh peternak untuk tidak membeli hewan dari luar daerah hingga kondisi terpantau stabil.