TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Bocah di Kartasura, Sukoharjo UF (7) yang meninggal dunia diduga alami penganiayaan ternyata sudah beberapa bulan lalu.
Kepala sekolah tempat korban belajar, Rusmiyati Hidayah mengungkapkan, saat korban masuk sekolah hari ini pihaknya melihat ada luka lebam di tangan dan pipi.
"Setelah pembelajaran, anak itu saya panggil. La Mbak Dila kenapa? Saya buka, semuanya lebam," ucapnya di lokasi kejadian, Selasa (14/4/2022) malam.
Lalu, dia bertanya ke korban. Korban menjawab karena dipukul sang kakak.
Baca juga: Seekor Anjing Kehujanan di Tengah Jalan Tol Semarang-Solo Bawen, Netizen: Kasihan, Dia Kebingungan
Baca juga: Pantau Ketersediaan Stok, Polres Kudus Antisipasi Kelangkaan Minyak Goreng
Baca juga: Didik Diperiksa Jamwas 2,5 Jam di Semarang, Serahkan Bukti Transfer Dugaan Pemerasan Kajari Kudus
"Dipukul pakai apa, nak? Pakai kayu. Ya Allah," ungkapnya sembari menangis.
Dia melanjutkan bertanya kepada korban terkait kenapa sampai dipukul sang kakak? Dilla itu dibilang sebagai anak yang ngeyel.
"Ya udah, mulai hari ini Mbak Dila nggak boleh nakal ya? Dan nanti sampai rumah Mbak Dila minta maaf sampai kakak," tuturnya.
Dia lalu bertanya kepada sang kakak, adiknya kenapa lebam-lebam? Lalu, kakaknya menjawab 'dipukul'.
Lalu ia menasehati, kalau sang adik masih usia anak.
"Anaknya ngeyel dan nakal. Ya Allah, mas. Saya itu mengajar TK dari 1997 sampai sekarang, yang namanya anak-anak ya begitu," ungkapnya.
"Jadi bisa menganani dengan tidak kekerasan fisik," tambahnya.
Lalu, Rusmiyati mengancam sang kakak, kalau perbuatan yang dilakukan adalah merupakan penganiayaan.
"Apa-apa kalau divisum njenengan masuk penjara. Itu, tadi sudah gitu tadi," ungkapnya.
Sementara itu, Kadus 1 Desa Ngabeyan, Arep Qomarudin menyampaikan dia mendapatkan informasi korban meninggal dunia sekira pukul 18.00 WIB saat waktu berbuka puasa.
"Informasi awal masuk dari RT dan warga sekitar meninggal sebagaimana biasanya. Saya mencari informasi ternyata dibawa ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura," jelasnya.
Baca juga: Sidak Pasar Sido Makmur, Dinkes Blora Temukan 3 Bahan Pangan Berbahaya Positif Kandung Rodamain B
Baca juga: Sejumlah Pejabat Polres Pati Dimutasi, Siapa Saja? Simak Berikut Daftar Lengkapnya
Baca juga: Berawal dari Kota Solo, Tahun Ini Grab Target Digitalisasi 4.600 UMKM Pasar Tradisional
Lalu dia mencoba melacak ke PKU, ternyata ditemukan luka yang mencurigakan di banyak tempat, salah satunya di tangan.
Dia menceritakan, terkait hubungan korban dengan kakak-kakaknya yakni merupakan kakak sepupu.
Karena ibu kandung korban meninggal sejak dia lahir.
"Terus dipupu atau diasuh oleh budenya," tandasnya. (*)
Tribun Jateng/Muhammad Sholekan
Jenazah korban UF (7) saat dibawa pihak kepolisian ke ambulans dan dibawa ke RSUD Dr Moewardi Solo untuk dilakukan autopsi, Selasa (12/4/2022) malam.