Berita Temanggung

Jelang Ramadan, Wabup Temanggung Minta Warga Tetap Patuhi Prokes: Biasanya Keramaian Meningkat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Bupati Temanggung, Heri Ibnu Wibowo.

TRIBUNMURIA.COM, TEMANGGUNG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung meminta masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan (prokes) dalam kegiatan sehari-hari.

Wakil Bupati Temanggung, Heri Ibnu Wibowo, mengatakan saat ini kasus Covid-19 memang sedang landai.

Namun, bukan berarti hal itu masyarakat boleh abai terhadap penerapa prokes.

Menurut dia, meski secara umum tren Covid-19 sedang lainda, faktanya masih ada pasien yang positi terinfeksi corona akhirnya meninggal dunia.

"Kita masih harus maspada dan mematuhi prokes," katanya Senin (28/3/2022) melalui keterangan tertulis.

Terlebih, saat ini menjelang datangnya bulan suci umat Islam, Ramadan.

"Biasanya, jelang Ramadan, aktivitas masyarakat meningkat, ada keramaian. Baik di pasar, pusat perbelanjaan, maupun di tengah keseharian," ujarnya.

“Kondisi sejauh ini memang terpantau stabil. Namun itu tidak boleh menjadi alasan kita untuk menurunkan kewaspadaan terhadap situasi pandemi Covid-19."

"Apalagi sekarang aktifitas hampir seluruh masyarakat di berbagai penjuru desa meningkat."

"Ada yang menggelar akhirussah, khataman, sadranan, merti desa, pementasan kesenian dan lain sebagainya jelang datangnya bulan suci Ramadan,” urainya.

Tak berhenti sampai di situ saja, lanjut Heri, biasanya semakin mendekati bulan Ramadan, terdapat pula kebiasaan lain masyarakat yakni 'prepegan' atau puncak peningkatan aktifitas jual beli di pasar-pasar tradisional maupun pusat perdagangan lain sehingga memunculkan anomali arus kepadatan masyarakat.

Di samping itu ada pula tradisi “padusan” atau mensucikan diri dengan cara mandi sehari sebelum memulai rangkaian ibadah di bulan Ramadan. Masyarakat biasanya akan mencari tempat-tempat pemandian umum maupun kolam renang sehingga menimbulkan titik keramaian.

Oleh sebab itulah, agar potensi kerumunan warga tersebut tidak menjadi embrio baru penyebaran virus covid-19, maka pihaknya meminta agar seluruh elemen mulai masyarakat, kepala-kepala desa, hingga tokoh masyarakat lain untuk tetap menjaga ketat protokol kesehatan dengan tetap menjalankan 5 M.

“Semakin dekat dengan Ramadan berarti terjadi peningkatan grafik aktifitas warga masyarakat. Puncaknya adalah prepegan di pasar-pasar tradisional dan padusan yang dilakukan di tempat-tempat pemandian umum."

"Ini sebuah tradisi yang tidak bisa dipisahkan, namun kerumunan yang ada jangan sampai menjadi embrio baru penyebaran virus Covid-19. Ini penting dan harus benar-benar diperhatikan,” tegasnya. (*)