Pilkada 2024
Temui Ridwan Kamil, Prabowo dan Jokowi Diingatkan soal Netralitas, Pengamat Singgung Perpecahan
Pengamat politik Jamiluddin Ritonga mkritisi pertemuan Ridwan Kamil dengan Presiden Prabowo dan Jokowi. Ia menyinggung soal netralitas dan perpecahan.
TRIBUNMURIA.COM, JAKARTA - Ridwan Kamil (RK) calon Gubernur DKI Jakarta menemui Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Joko 'Jokowi' Widodo.
Pertemuan Ridwan Kamil dengan Presiden Prabowo dan Jokowi, membetot perhatian pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga.
Jamiluddin Ritonga berpandangan, Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Prabowo Subianto seharusnya bertindak netral dalam kontestasi Pilkada 2024.
Baca juga: Kronologi BEM FISIP Unair Dibekukan setelah Pajang Karangan Bunga Satire untuk Prabowo-Gibran
Baca juga: Aktivis Semarang Gelar Aksi Kamisan Perdana pada Era Prabowo, Khawatir Rezim Makin Otoriter
Baca juga: Prabowo Ingin Anak TK Sudah Dikenalkan Matematika, Mendikdasmen Abdul Muti: Sedang Kita Kaji
Ketidaknetralan Presiden Prabowo dan Jokowi dalam Pilkada 2024 berpotensi menimbulkan perpecahan bangsa, dampak konstelatasi politik.
Hal ini ia sampaikan merespons pertemuan calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil yang bertemu dengan Prabowo dan Jokowi dalam dua hari berturut-turut.
"Prabowo dan Jokowi idealnya netral dalam Pilkada 2024. Netralitas itu diperlukan agar semua paslon di pilkada, termasuk paslon di Jakarta, merasa Prabowo presidennya dan Jokowi negarawan yang mengayomi dan melindungi mereka," ujar Jamiluddin kepada wartawan, Minggu (3/11/2024).
Jamiluddin mengingatkan, Prabowo saat ini sudah menjadi presiden, sehingga ketua umum Partai Gerindra itu seharusnya menjadi pemimpin semua anak bangsa.
Sama halnya dengan Jokowi. Menurut Jamiluddin, Jokowi sebagai mantan presiden semestinya bertindak selayaknya negarawan.
Ia menegaskan, netralitas kedua tokoh diperlukan demi menghindari perpecahan akibat kontestasi politik.
"Jadi, netralitas Prabowo dan Jokowi diperlukan agar perpecahan antar anak bangsa, termasuk warga Jakarta, dapat diminimalkan."
"Dengan begitu dua tokoh ini sudah meminimalkan polarisasi anak bangsa, khususnya warga Jakarta," kata Jamiluddin.
RK klaim didukung 2 presiden
Diketahui, Ridwan Kamil bertemu dengan Prabowo untuk makan malam bersama di Rumah Makan Garuda di daerah Sabang, Jakarta Pusat, pada Kamis (31/10/2024) malam.
Saat makan malam dengan Prabowo, Ridwan Kamil mengaku membahas soal Ibu Kota Negara (IKN) dan beberapa hal yang bersifat pribadi.
Sehari berselang, Jumat (1/11/2024), Ridwan Kamil langsung bertolak ke Solo, Jawa Tengah, untuk menemui Jokowi.
Ridwan Kamil mengaku diberi wejangan dan saran terkait membangun Jakarta saat bertemu Jokowi.
Ia mengeklaim, pertamunnya dengan Prabowo dan Jokowi merupakan sinyal kuat bahwa kedua presiden mendukung dirinya pada Pilkada Jakarta 2024.
Menurut Ridwan Kamil, Prabowo dan Jokowi tidak mungkin meluangkan waktu untuk bertemu bahkan mengunggah foto pertemuan tersebut ke akun media sosial mereka bila keduanya tidak mendukungnya pada Pilkada Jakarta 2024.
“Pertemuan itu artinya, dua presiden itu mendukung pasangan Rido (Ridwan Kamil-Suswono). Udah itu aja, jangan ditafsir macam-macam."
"Kalau tidak mendukung, ngapain diterima, diberi waktu eksklusif. Ngapain di-posting di IG-nya masing-masing,” ujar dia.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno buka suara terkait pertemuan Cagub Jakarta Ridwan Kamil dengan Joko Widodo dan Presiden Prabowo.
”Saya kira ada 2 hal. Pertama RK mau memastikan bahwa Prabowo dan Jokowi adalah sosok yang saat ini di Pilgub Jakarta mendukung RK, bukan sosok lain,” kata Adi Prayitno dalam wawancara dengan KompasTV, Minggu (3/11/2024).
Kedekatan RK dengan Prabowo dan Jokowi disebut untuk menepis narasi dukungan presiden terhadap kandidat lain di Pilkada Jakarta.
”Secara sederhana, foto yang ditampilkan ketiganya bahwa pilgub Jakarta, Prabowo Jokowi hanya dukung RK,” kata Adi.
Respon PDIP: RK khawatir, elektabilitas terus turun
Terpisah, dilansir Tribunnews.com, pertemuan calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, dengan beberapa tokoh negara turut disorot PDI-Perjuangan.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P, Hasto Kristianto, pun menafsir pertemuan tersebut sebagai wujud kekhawatiran Ridwan Kamil menuju kontestasi Pilkada Jakarta 2024.
Pasalnya, elektabilitas Ridwan Kamil dari beberapa lembaga survei menunjukan penurunan.
Bahkan, terdapat hasil survei yang mengatakan bahwa elektabilitas Ridwan Kamil telah disalip calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung.
Oleh karena itu, Hasto, menilai Ridwan Kamil menyempatkan diri bertemu dengan Prabowo dan Jokowi.
Ridwan Kamil, lanjut Hasto, mencoba mencari dukungan dari Prabowo dan Jokowi.
“Ya, Pak RK bertemu dengan Pak Jokowi, sebenarnya menunjukkan mentalitas kalah, karena mentalitasnya kalah, maka kemudian mencoba mencari dukungan yang lain."
“Menunjukkan suatu kekhawatiran, kekhawatiran yang sangat dari RK karena surveinya menurun,” ujar Hasto saat ditemui di acara Victoria Run di Tangerang, Minggu (3/11/2024) dikutip dari Kompas.com.
Hasto menduga Ridwan Kamil sengaja bertemu Jokowi dengan harapan akan ada upaya intervensi, demi bisa menaikkan elektabilitas dan memenangkan kontestasi di Jakarta.
Sehingga, tak menutup kemungkinan pertemuan tersebut berujung pada upaya-upaya pengerahan aparatur negara, untuk memenangkan kandidat tersebut.
Baca juga: Pramono Anung Tanggapi Pertemuan Ridwan Kamil dengan Jokowi dan Prabowo
Menurut Hasto, seorang pemimpin seharusnya bersaing secara terbuka dan soprtif, bukan malah melakukan intervensi.
“Dengan harapan, ya siapa tidak tahu kemudian ada intervensi-intervensi dari situ."
"Itu mental tidak layak untuk menjadi pemimpin, karena mereka harus mendatangkan leverage power dan kemudian mereka ingin adanya campur tangan (misalnya) dari aparatur negara,” pungkas Hasto. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Temui Ridwan Kamil, Prabowo dan Jokowi Diingatkan untuk Netral pada Pilkada
Partisipasi Pemilih Pilkada Blora Hanya 71,24 Persen, Lebih Rendah dari Target KPU |
![]() |
---|
Minoritas Ganda, Agustina Wilujeng Menang Pilwakot Semarang, Komnas HAM: Percontohan Indonesia |
![]() |
---|
Samani-Bellinda Klaim Kemenangan 52,7 Persen di Pilkada Kudus: Jati Lumbung Suara Terbesar |
![]() |
---|
Hampir Gagal Ikut Pilkada Papua Barat Daya, Paslon Arus Unggul Exit Poll di Wilayah Padat Pendduk |
![]() |
---|
Nyoblos di TPS 03 Kaliombo, Jadug: Masyarakat Jepara Sudah Cerdas Tentukan Pemimpin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.