Kelompok Tani Merdeka di Kudus Dukung Prabowo-Gibran, Berharap Kartu Tani Dihapus

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS – Sejumlah petani di Kabupaten Kudus yang tergabung dalam Tani Merdeka menyatakan dukungan kepada pasangan Prabowo-Gibran.

Pernyataan dukungan diungkapkan dalam deklarasi di gedung pertemuan Graha Yudha Reksa Desa Kirig, Kecamatan Mejobo, Kudus, Rabu (15/11/2023).

Dalam pertemuan yang dihadiri sekitar seribuan orang itu juga dihadiri oleh sejumlah pengurus Tani Merdeka di antara Ketua Dewan Pembina Tani Merdeka Sudaryono dan Ketua Umum Tani Merdeka Don Muzakir.

Peserta deklarasi kompak mengenakan kaus berwarna cokelat dengan gambar Prabowo di punggung.

Dukungan yang dialamatkan ke pasangan Prabowo-Gibran tersebut diharapkan mampu mendongkrak perolehan suara saat Pilpres 2024.

Sudaryono berharap pasangan Prabowo-Gibran bisa mendapat suara 50 persen lebih agar Pilpres hanya berlangsung satu putaran.

“Harapan yang ingin kami capai kalau bisa 50 persen lebih 1 sehingga bisa memberikan sumbangsih nasional bisa satu putaran,” tandas Sudaryono.

Dia mengatakan, Tani Merdeka ini merupakan organisasi yang menghimpun para petani di akar rumput.

Mereka menyuarakan keluhan dan menaruh harapan kepada pasangan Prabowo-Gibran ketika terpilih bisa memberikan angin segar kepada para petani.

“Tani Merdeka ini organisasi yang tumbuh dari bawah, petani ini resah ada masalah pupuk, ada masalah biaya pertanian, ada masalah bibit mereka berkumpul mereka merasa mendukung Prabowo salah satu cara menyalurkan aspirasi."

"Dan Prabowo sudah 15 tahun menjadi ketua HKTI jadi sudah cukup mengenal dan Prabowo komitmen kedaulatan pangan menjadi program prioritas dari 17 program Pak Prabowo,” katanya.

Dalam kesempatan itu para petani menghendaki agar kartu tani dihapus.

Sebab selama ini petani merasa kesulitan dan dinilai tidak praktis.

Kalau memang itu yang diinginkan petani, kata Sudaryono, maka pihaknya akan menyampaikan agar saat Prabowo memimpin bisa menghapus kartu tani dan memberikan pupuk langsung kepada para petani.

“Memang mekanisme petani banyak kekurangan, petani suruh ke bank gesek-gesek tidak biasa."