Persipa Pati
Pengamat Sepak Bola Sentil PSSI, Singgung Insiden yang Dialami Official Persipa Pati di Jepara
Pengamat sepak Tris Irawan meminta PSSI bersikap adil atas insiden official Persipa Pati menerima perlakuan tak menyenangkan saat bertandang ke Jepara
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Yayan Isro Roziki
Setiap hal yang memiliki risiko tinggi dan mengakibatkan gangguan kenyamanan bagi tim, perangkat pertandingan, penonton, serta kelancaran pertandingan di dalam atau di luar stadion, baik sebelum, saat, dan setelah pertandingan harus dilaporkan pada PSSI.
"Artinya, bisa disimpulkan bahwa panitia pertandingan tidak mengantisipasi secara cermat dan seksama sehingga peristiwa tersebut bisa terjadi," kata Tris.
Selanjutnya, pada pasal 68 huruf c, Komite Disiplin PSSI menulis bahwa penyelenggara pertandingan harus memastikan kemanan dan kenyamanan perangkat pertandingan, pemain, dan ofisial yang terlibat (secara khusus tim tamu) selama mereka berada di tempat pertandingan.
"Karena peristiwa itu dalam koridor pertandingan, maka pasal 68 huruf c itu adalah pasal yang sangat jelas dilanggar panitia pertandingan," ucap Tris.
Karena itu, menurutnya manajemen Persipa Pati berhak melakukan protes atas dasar hukum yang telah tertulis itu.
Bagi dia, penegakan aturan disiplin dalam hal ini konteksnya bukan hanya untuk Persipa. Melainkan juga untuk kepentingan sepakbola nasional.
"Apalagi sekarang ini kita sedang bertransformasi setelah peristiwa Kanjuruhan. Penertiban untuk aparat pertandingan, manajemen pertandingan, penonton, dll, harus lebih ketat," kata dia.
Menurut Tris, sebagai lembaga yang berwenang, PSSI harus bisa memberikan keputusan yang adil dan objektif berdasarkan bukti-bukti yang ada.
"Ada saksi, kalau tidak salah sudah diviralkan juga videonya. Mestinya itu cukup sebagai bahan mengambil keputusan."
"Apakah tercatat dalam match com, saya tidak tahu."
"Tapi yang jelas ada regulasi yang mengatur bahwa apa yang terjadi di Jepara merupakan pelanggaran terhadap tim tamu oleh tuan rumah, terutama panitia pertandingan," papar dia.
Dalam rangkap pembenahan manajemen kompetisi, kata Tris, Komdis PSSI harus berlaku adil dan menghasilkan keputusan yang memenuhi rasa keadilan pada semua klub.
Ditanya tentang kemungkinan "aksi balas dendam", Tris sebagai pengamat menegaskan sama sekali tidak berharap itu terjadi.
"Karena kalau sepakbola berdasar dendam (suporter melakukan aksi balas dendam) terjadi, kita tidak akan maju ke mana-mana," ucap dia.
Namun,Tris juga mengingatkan pada Komdis PSSI, bahwa jika keputusan tidak mengacu pada prinsip keadilan, hal seperti itu (balas dendam) berisiko bisa terjadi walau sama-sama tidak diinginkan.
"Institusi yang punya kewenangan harus betul-betul fair dan objektif. Kalau tidak, sensitifitas penonton (untuk balas dendam) bisa terjadi."
"Padahal sepakbola mestinya ajang untuk kedamaian dan hiburan," tandas dia.
Untuk diketahui, dalam Hasil Sidang Komdis PSSI 27-28 September 2023 yang telah dirilis, tidak ada pembahasan atau keputusan terkait peristiwa yang terjadi dalam pertandingan Liga 2 Persijap Jepara melawan Persipa Pati. (mzk)
| 12 Ton Rubber Granule Ditebar di Lapangan Stadion Joyokusumo, Kandang Persipa Pati Tatap Liga 2 |
|
|---|
| Laskar Saridin Kerja Keras Hindari Degradasi, Pelatih Persipa Pati: Sedikit Kesalahan Bisa Fatal |
|
|---|
| Liga 2 Belum Dimulai, Persipa Pati Sudah Pecat Pemain Asal Jepang Takuto Miki, Ini Kata Manajer |
|
|---|
| CEO Persipa Pati Tentang Keras Keputusan Erick Thohir, Ihwal PT LIB Masih Jadi Operator Liga 2 |
|
|---|
| Tiga Bek Persipa Pati 'Dibajak' Tim Liga 1, Imbas Ketidakjelasan Kelanjutan Kompetisi Liga 2 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/kericuhan-di-tribun-penonton-yang-melibatkan-suporter-Persijap-Jepara-dan-official-Persipa-Pati.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.