Berita Pati
Wow! Warga Pati Berpotensi Dapat Gaji Rp40 Juta Per Bulan, Peluang Kerja Sektor Perikanan Korsel
Warga Pati berpotensi mendapatkan gaji Rp40 juta per bulan, bila bisa bekerja di sektor perikanan di Korea Selatan (Korsel).
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Yayan Isro Roziki
Warga Pati berpotensi mendapatkan gaji Rp40 juta per bulan, bila bisa bekerja di sektor perikanan di Korea Selatan (Korsel).
TRIBUNMURIA.COM, PATI - Sektor perikanan di Korea Selatan menjadi lapangan kerja yang cukup menggiurkan bagi para calon Pekerja Migran Indonesia (PMI), tak terkecuali di Kabupaten Pati.
Sektor ini dinilai memberi kesempatan besar bagi para calon PMI untuk meraih gaji yang memuaskan.
Potensi pendapatan bahkan bisa mencapai Rp40 juta per bulan.
Hal itu mengemuka dalam kegiatan Diklat Pemberdayaan Masyarakat Basic Safety Training - Kapal Layar Motor (BST-KLM) yang diikuti masyarakat nelayan Juwana serta calon PMI, Rabu (20/9/2023).
Kegiatan ini dihelat oleh Poltekpel Banten bersama Lembaga Kemaritiman dan Nelayan Pati (LKNP) di Aula Hotel New Pemuda Pati.
Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jawa Tengah, Pujiono, membenarkan bahwa sektor perikanan di Korea Selatan memang memberikan kesempatan kerja cukup besar bagi warga Jawa Tengah.
"Jawa Tengah menjadi episentrum calon PMI di sektor fishing (perikanan) di Korea Selatan. Tahun kemarin dibutuhkan 2 ribu di sektor ini," ujar dia.
Peluang tersebut, kata Pujiono, perlu diimbangi dengan penyiapan kompetensi calon PMI.
"Maka hari ini dilakukan diklat untuk nelayan dan calon PMI yang akan bekerja di sektor perikanan tangkap maupun budi daya," ucap dia.
Anggota Komisi II DPR RI, Riyanta, mengatakan bahwa sebagai salah satu pendiri LKNP, pihaknya menyampaikan penghargaan kepada Poltekpel Banten yang sudah beberapa kali mengadakan pelatihan untuk calon PMI di Pati.
"Peserta pelatihan ini kami siapkan untuk PMI di sektor perikanan. Ada pula yang manufaktur dan pertanian," ucap dia.
Sebagai praktisi lembaga pendidikan untuk calon PMI, Riyanta menilai Korea Selatan dan Jepang menjadi tujuan yang lebih menjanjikan ketimbang Eropa.
Hal ini berdasarkan pengalamannya. Menurut dia, pascapandemi covid-19 saja, LKNP sudah mendidik lebih dari 7000 orang dan sebagian besar sudah diberangkatkan kerja ke luar negeri.
"Kami pernah memberangkatkan (tenaga kerja) ke Polandia."
"Tapi dari sisi ekonomi kurang menguntungkan. Kalau dihitung-hitung, di Eropa kalau dirupiahkan paling hanya Rp11 juta - Rp15 juta (per bulan)."
"Di Korea dan Jepang bisa Rp25 juta, bahkan kalau ditambah bonus dan lemburan bisa sampai Rp40 juta," ungkap dia.
Menurut Riyanta, penghasilan sedemikian juga termasuk di sektor perikanan Korea Selatan.
Melihat potensi devisa sedemikian besar, Riyanta menilai bahwa penyiapan tenaga kerja seperti ini perlu ditingkatkan.
Dia berharap Presiden bersama DPR bisa mengalokasikan anggaran khusus berkaitan dengan peningkatan SDM calon pekerja migran.
Koordinator Umum dan Kerjasama Poltekpel Banten Wiratno menambahkan, diklat pemberdayaan masyarakat ini memang digelar dalam rangka peningkatan SDM.
"Kesempatan terbuka bagi putra-putri bangsa kita untuk berlayar."
"Namun dibutuhkan tenaga kerja yang mumpuni, cerdas, dan terampil. Maka dibutuhkan pelatihan ini," ucap dia.
Wiratno berharap, para peserta yang merupakan nelayan dan calon PMI di Pati ini bisa memanfaatkan pelatihan ini sebagai bekal saat bekerja di kapal penangkapan ikan atau di budidaya ikan di Korea atau Jepang.
"Diharapkan nanti sebagai operator di atas kapal mereka bisa bekerja dengan baik dan aman," tandas dia. (mzk)
Sudewo Tolak Mundur, Demo Besar-besaran Tuntut Bupati Pati Lengser Ricuh |
![]() |
---|
DPRD Pati Bentuk Hak Angket dan Buka Peluang Pemakzulan Bupati Sudewo |
![]() |
---|
Sudewo Batalkan Kenaikan PBB 250 Persen, Warga Pati Tetap Gelar Aksi Demo |
![]() |
---|
YDIB Gelar Vaksinasi Influenza dan Beri Susu untuk Anak Pekerja BRI Pati: Penting Jaga Kesehatan |
![]() |
---|
Viral Warga Pati Temukan Uang Dibungkus Plastik di Kali, Berikut Pengkuan Romdloni |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.