Hari Raya Waisak

Hari Raya Waisak Jatuh pada 6 Mei atau 4 Juni 2023? Ini Kata Kemenag

Ada yang yakin jika Hari Raya Waisak jatuh pada 6 Mei 2023. Namun ada juga yang optimis jatuh pada 4 Juni 2023. Mana yang benar?

Editor: Muhammad Olies
TribunJateng.com/Budi Susanto
Vihara Tanah Putih yang biasa digunakan untuk pelaksanaan ibadah puja bakti untuk memperingati Hari Raya Waisak di Kota Semarang. 

TRIBUNMURIA.COM - Media sosial diramaikan dengan perdebatan tentang kapan waktu hari raya Waisak.

Ada yang yakin jika Hari Raya Waisak jatuh pada 6 Mei 2023. Namun ada juga yang optimis jatuh pada 4 Juni 2023.

Salah satu akun TikTok yang menanyakan ini adalah akun @oghee_aja yang meng-upload unggahan pada Selasa (2/5/2023).

"Ada yg udah lihat kalender bulan Mei ini? Sabtu, 6 Mei 2023 nya tanggal merah hari Raya Waisak. Menurut SKB 3 Menteri ttg libur nasional ternyata, libur nasional Hari Raya Waisak jatuh pada hari Minggu, 4 Juni 2023," tulis akun tersebut sembari memperlihatkan sebuah kalender dan membandingkannya dengan dokumen SKB 3 Menteri.

Hingga Rabu (3/5/2023) unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 849.000 kali. Beragam komentar muncul terkait unggahan tersebut.

"Kemarin siang jadi perdebatan di kantor," kata akun dengan nama @cuwicuwi.

"Kemarin debat sama temen," kata akun mom's AnnasIzam.

Baca juga: Walubi dan Permabudhi Akan Gelar Waisak di Candi Borobudur Magelang

Baca juga: Waisak Sunyi di tengah Hutan Kota Bukit Kassapa Semarang, Wihara Hutan Terluas di Indonesia

Juru Bicara (Jubir) Kementerian Agama (Kemenag) Anna Hasbie menegaskan hari raya Waisak jatuh pada 4 Juni 2023.

"Betul (hari raya Waisak) tanggal 4 Juni 2023," kata Anna saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/5/2023).

Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) juga telah menegaskan bahwa perayaan Waisak 2567 Buddhis Era (BE) atau hari raya Waisak 2023 jatuh pada 4 Juni 2023, dan bukan 6 Mei 2023.

"Waisak 2567 BE bertepatan 4 Juni 2023. Ini juga sudah terakomodir dalam Surat Keputusan Bersama antara Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, serta Menteri Tenaga Kerja," kata Dirjen Bimas Buddha Supriyadi dikutip dari keterangan resmi Kemenag.

Dirjen Bimas Buddha Supriyadi mengatakan, peringatan detik Waisak hanya ada di Indonesia dengan memakai patokan astronomi universal.

Warisan pendahulu umat Buddha ini menurutnya menjadi sesuatu yang khas di Indonesia, sekaligus melambangkan persatuan dan kesatuan umat Buddha Indonesia dari berbagai penggunaan kalender lunar (Tionghoa, Jawa, Bali) dan tradisi agama yang berbeda-beda.

"Pedoman yang dipergunakan dalam penetapan hari raya Tri Suci Waisak dan hari besar Buddhis lainnya di Indonesia adalah Purnama-Sidhi berdasarkan perhitungan astronomi yang bersifat universal, ilmiah, dan modern," jelasnya.

Dalam penetapan hari besar Buddhis imbuhnya, pergantian hari dimulai pada pukul 12 penetapan tengah malam. Sehingga, upacara puja dapat dilaksanakan sesudah atau tepat pada detiknya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved