Berita Kota Semarang

Berikut Rute Pawai Ogoh-ogoh di Kota Semarang, Start Balai Kota, Ada Atraksi Budaya di Simpanglima

Sebanyak empat ogoh-ogoh diarak saat Pawai Ogoh-Ogoh 2023 yang digelar Minggu (30/4/2023) ini. Ogoh-ogoh tersebut didatangkan langsung dari Bali

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Muhammad Olies
Tribunmuria.com/ EKA YULIANTI FAJLIN 
Ogoh-ogoh hasil karya Yana siap diarak saat pawai ogoh-ogoh pada Minggu (30/4/2023).    

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Sebanyak empat ogoh-ogoh diarak saat Pawai Ogoh-Ogoh 2023 yang digelar Minggu (30/4/2023) ini. 

Ogoh-ogoh tersebut didatangkan langsung dari Bali dan dibuat oleh seniman pulau dewata tersebut. 

Pembuat ogoh-ogoh, Yana mengatakan, empat ogoh-ogoh ini melambangkan wujud dewa.

Ada empat yaitu Narsingo, Wairawa, Mahakala, dan Srengi. 

Ogoh-ogoh ini terbuat dari sterofoam yang beratnya mencapai 100 kilogram untuk satu ogoh-ogoh beserta penyangganya. 

"Setiap karya pasti ada kesulitannya. Untuk ogoh-ogoh yang susah adalah bikin karakternya karena ini imajinasi tentang dewa," papar Yana

Yanan membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk membuat empat karya ogoh-ogoh.

Adapun satu ogoh-ogoh menghabiskan dana sekitar Rp 15 juta.

Baca juga: Siap-siap, 30 April Ada Festival Ogoh-ogoh Semarang, Tiga Raksasa Diarak Keliling Kota

Baca juga: Gebyar Takbir Keliling di Kudus Tampilkan Atraksi Ogoh-ogoh Seperti di Bali

 Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan, anggaran pembuatan ogoh-ogoh dari swadaya Parasida Hindu Dharma Indonesia (PHDI).

Sedangkan, pemkot hanya memfasilitasi kegiatannya saja. 

Selain ogoh-ogoh akan ada atraksi-atraksi budaya lainnya dalam pawai ogoh-ogoh, di antaranya jaran kepang, barongsai, dan lain-lain. 

"Kami menyelenggarakan bersama PHDI. Ini jadi festival kirab lintas budaya, lintas etnis. Banyak komunitas lainnya yang ikut," ungkap Wing. 

Rute pawai ogoh-ogoh mulai dari Balai Kota Semarang yang akan dilepas oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu. Kemudian, menuju Jalan Pandanaran dan finish di Simpanglima. 

"Di Simpanglima ada sendratari. Banyak komintas yang ikut. Ada karang taruna, persatuan remaja lintas agama dan budaya. Ini menunjukan keberaganab dan kerukunan antarumat beragama di Semarang," jelasnya. (eyf)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved