Serba serbi Ramadan 1444 H

Beduk di Puncak Menara Kudus Ditabuh Sore Ini, Puasa Ramadan Dimulai Kamis

Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Kabupaten Kudus kembali menyelenggarakan tradisi tabuh beduk tanda dimulainya Ramadan tahun ini

Penulis: Saiful MaSum | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM
Beduk di puncak Menara Kudus kembali ditabuh pada, Rabu (22/3/2023) sore, tradisi sebagai tanda dimulainya Ramadan. 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Kabupaten Kudus kembali menyelenggarakan tradisi tabuh beduk tanda dimulainya Ramadan pada tahun ini. 

Beduk yang berada di puncak menara komplek pemakaman Sunan Kudus mulai ditabuh pada, Rabu (22/3/2023) sore.

Tradisi ini disaksikan bersama ratusan masyarakat sekaligus bertujuan mengabarkan kepada masyarakat bahwa Ramadan dimulai esok hari, Kamis (23/3/2023).

Penabuhan beduk dilakukan oleh sejumlah orang dengan mengenakan pakaian serba putih.

Irama yang dihasilkan dari tabuhan beduk ini sekaligus mengiringi salawatan yang dilantunkan dari atas menara.

Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Kabupaten Kudus, EM Najib Hasan menyampaikan, prosesi penabuhan beduk ini dalam rangka nguri-uri budaya dari Sunan Kudus. 

Kata dia, tradisi ini berangkat dari kebiasaan Sunan Kudus yang konon sering kali mengabarkan kepada masyarakat ketika sudah memasuki Ramadan yang dikabarkan pada akhir Sya'ban. 

Baca juga: Begini Keseruan Festival Megengan dan Kirab Budaya Kota Wali 2023 Kabupaten Demak

Baca juga: Jelang Ramadan, Ini yang Dilakukan Komunitas Resik-resik Masjid di Kudus

Najib menegaskan, pihaknya tidak mengetahui pasti kapan tradisi ini muncul. Yang jelas, tabuh beduk ini merupakan warisan tradisi dari Sunan Kudus yang perlu dijaga dan dirawat dengan sebaik mungkin. 

"Kami juga melakukan ziarah ke makam (pepunden) Sunan Kudus. Kita nguri-uri budaya, kemudian tradisi ini dimeriahkan dengan makan atau kulineran bersama. Setelah beduk ditabuh 'dang, dang, dang', kami harapkan kabar ini diteruskan kepada masyarakat," tuturnya.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kudus, Jadmiko Muhardi Setiyanto menyampaikan, tradisi atau warisan tak benda ini harus senantiasa dijaga dan dirawat dengan baik. Karena sudah menjadi tradisi nasional.

Kata dia, sebagai generasi muda harus bisa melestarikan tradisi ini dengan sebaik mungkin yang sudah dilestarikan turun-temurun. 

Pihaknya berharap, ke depannya warisan budaya leluhur ini bisa tetap eksis sebagai ciri khas kebudayaan di Kota Kretek. 

"Mudah-mudahan ke depan apa yang menjadi warisan budaya ini bisa dijaga, diuri-uri dan dikembangkan," harapnya. (Sam)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved