Berita Kudus
Kasus Anak Bunuh Ibu Kandung di Kudus, Begini Sudut Pandang Piskologi dari Dosen UMK
Dosen Psikologi UMK Kudus, Tinon Citraning Harisuci, angkat suara terkait kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang anak terhadap ibu kandung.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Moch Anhar
Ia mengaku sadar ketika melakukan tindakannya.
Dirinya beralasan, bahwa tindakan yang dia lakukan berdasarkan rasa kecewanya.
Menurutnya, apa yang dia lakukan tidak pernah benar di mata ibunya.
"Saya tidak pernah dipukul ibu saya, tapi kata-katanya sering menyakiti perasaan. Apa yang saya perbuat dan saya lakukan tidak pernah benar menurut ibu saya," ungkapnya, Rabu (28/12/2022).
Sehingga, korban dan tersangka sering cekcok.
"Saya sadar, waktu mencekik juga sempat meminta tolong, tapi tetap saya lakukan. Saya mengambil pisau secara spontan, waktu mengecek nadi, saya langsung ke dapur mengambil pisau," jelasnya.
Dirinya juga tidak terpengaruh alkohol saat melakukan aksinya.
Usai melakukan aksinya, saat kabur pelaku mengatakan alasan dirinya kecelakaan tunggal di depan Polsek Kota.
"Saya mau ke rumah adik saya. Waktu di jalan sempat bingung dan linglung teru saya nabrak. Waktu itu dibawa ke rumah sakit," ucapnya.
Saat ini, AB hanya bisa menyesali perbuatannya usai tangannya terikat borgol.
Terpisah, Kapolres Kudus, AKBP Wiraga Dimas Tama menyebutkan, pelaku pembunuhan ibu kandung berinisial AB sempat mamastikan kematian sang ibunya sebelum dirinya pergi meninggalkan rumah.
Hal tersebut diungkap saat konferensi pers di Mapolres Kudus, Rabu (28/12/2022) yang menghadirkan pelaku berinisial AB dan barang-barang bukti pembunuhan.
Sebelum AB dengan keji menghabisi nyawa ibu kandungnya, AB sempat cekcok terlebih dahulu karena kondisi perut AB yang lapar dan tidak ada makanan di rumahnya.
Dari keterangan kepolisian, sekitar pukul 19.00, tersangka menuju kamar korban untuk meminta makanan kepada ibunya.
Namun korban menjawab bahwa tidak ada makanan.