Berita Kudus
Menilik Usaha Durian Beromzet Rp 6 Juta Sehari, Asep Sasar Semua Kalangan Masyarakat di Kudus
Pemuda kelahiran Tegal, Asep Sugiharto berhasil mengembangkan bisnis durian dalam kurun waktu cukup singkat.
Penulis: Saiful MaSum | Editor: Raka F Pujangga
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Bisnis durian menjadi satu usaha yang menjanjikan bagi sebagian besar pelaku usaha kuliner.
Durian menjadi satu jenis buah yang digandrungi banyak kalangan, baik dari kalangan masyarakat kelas bawah, menengah, hingga kelas atas.
Di Kabupaten Kudus, pemuda kelahiran Tegal Asep Sugiharto berhasil mengembangkan bisnis durian dalam kurun waktu cukup singkat.
Asep, sapaan akrabnya, kini bisa meraih omzet hingga jutaan rupiah dan bisa menghabiskan ratusan buah dalam sehari.
Baca juga: Ada Bazar Durian Lokal Mulai Rp 40 Ribu Per Buah, Catat Lokasi dan Tanggalnya
Ketika ditemui di kedainya yang terletak di Jalan Museum Kretek, Getas, Pejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Asep bercerita, bisnis kulinernya dimulai sejak 2018 lalu.
Pria 37 tahun itu beranjak dari usaha di bidang interior dan memilih durian sebagai usaha barunya.
Kata dia, buah durian dipilih atas dasar kegemarannya makan durian.

Tak tanggung-tanggung, Asep berhasil mengoleksi beragam jenis durian dari berbagai daerah.
Di antaranya, durian montong, bawor, masmumar, musangking, Oche atau duri hitam, mimang, dan beragam jenis durian lokal.
"Awalnya memang hobi makan durian, kemudian didukung teman-teman untuk menjadi penyeuplai. Saat itu, saya beranikan diri terjun di bidang usaha kuliner durian," terangnya, Jumat (9/12/2022).
Baca juga: Tanam Bibit Durian Petruk, Pj Bupati Harap Durian Khas Jepara Kembali Berjaya
Asep menjadi penyuplai durian kurang lebih tiga tahun, dengan market pasar tujuan adalah kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Purwokerto, dan kota lainnya.
Selama itu, lanjut dia, pengetahuan terkait durian semakin matang.
Dia tertantang mengembangkan usahanya di bidang olahan durian, dengan maksud mengenalkan durian kepada masyarakat Kudus dalam bentuk olahan yang berbeda.
"Setelah jadi penyuplai, saya buka toko kecil-kecilan dengan menyajikan menu, pankage durian, durian kupas, es teler durian, es dawet ayu durian, dan milkshake durian. Ya sebagai inovasi saja," ujarnya.
Selain menggunakan durian jenis lokal dari Kalimantan, Sulawesi, Bangka, Sumatera, Jawa, tambahnya, juga memanfaatkan durian-durian unggul jenis musangking dari Malaysia, duri hitam, dan durian montong.
Saat ini, market pasar usaha Asep menyasar masyarakat kalangan menengah ke atas.
Durian jenis Montong dari Sulawesi dan beberapa jenis durian lokal dibanderol Rp 125 ribu - Rp 200 ribu per buah.
Durian jenis Oche atau duri hitam dibanderol Rp 600 ribu-an, serta durian jenis musangking dibanderol Rp 430 ribuan per buah.
"Saat ini lagi awal musim, jadinya agak mahal. Untuk jenis Montong harganya cukup stabil Rp 80 ribu - Rp 90 ribu per kilogram. Nanti kalau sudah musimnya, satu buah durian lokal dibanderol mulai dari Rp 50 ribu - Rp 100 ribuan," tuturnya.
Baca juga: Wajah Pedagang Buah Durian Asal Demak Ini Dibilang Mirip Ferdy Sambo, Jadi Tenar, Jualannya Laris
Namun demikian, pihaknya dalam waktu dekat bakal membuka kedai baru yang bertujuan menyasar semua kalangan masyarakat.
Bermodalkan pengalaman, Asep bertekad menyajikan durian yang terjamin kualitasnya dengan harga bersahabat, sehingga bisa dinikmati semua pecinta durian.
"Durian yang masuk ke tempat saya melalui tahapan sortir, sehingga terjamin kualitasnya," ucapnya.
Dia menyebut, durian jenis Montong paling diminati pengunjung saat ini.
Selain memiliki daging yang tebal dengan rasa yang enak, harga durian jenis ini cukup stabil dan bisa dijangkau kebanyakan masyarakat.
Melalui usahanya itu, Asep bisa mengantongi omzet Rp 3 juta - Rp 6 juta dalam sehari ketika ramai.
Sedangkan waktu sepi, usahanya minimal beromzet Rp 1 juta dalam sehari.
Baca juga: Angkat Potensi Kuliner Lokal, Pemdes Muncar Kabupaten Semarang Angkat Keripik Biji Buah Durian
"Kalau pas sepi, sehari paling menghabiskan 10 kilogram durian," kata dia.
"Kalau pas ramai, bisa tembus 300-500 buah dalam sehari. Dan ini kami jual dengan cara offline, belum merambah ke online," jelasnya.
Asep berharap, usaha yang digelutinya saat ini bisa membawa berkah bagi keluarganya, dan bisa berkembang terus lebih maju. (Sam)