Berita Kudus
Tergolong Hewan Endemik Dilindungi, Cnemaspis Muria Terancam Punah Karena Pestisida Petani Kopi
Cicak Batu Muria yang habitatnya berada di wilayah selatan Gunung Muria itu tergolong satwa yang dilindungi.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Raka F Pujangga
Sebelumnya, Cnemaspis Muria atau Cicak Batu Hewan Endemik Muria, spesies ini ditemukan di Gunung Muria, Jawa Tengah.
Spesies Genus Cnemaspis dunia tersebar di Benua Afrika, kawasan Asia Selatan, dan Asia Tenggara.
Untuk Asia Tenggara ditemukan di Vietnam, Cambodia, Laos, Thailand, Malaysia, Singapore dan Indonesia.
Di tahun 2018, Genus Cnemaspis pertama kali ditemukan di Pulau Jawa. Yaitu di sisi Selatan Gunung Muria, Perbatasan Desa Kajar dan Colo.
Baca juga: Macan Tutul Jawa di Pegunungan Muria Mangsa 4 Kambing Warga Desa Tempur Jepara
Proses identifikasi spesies tersebut awalnya dilakukan oleh tim dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada beberapa waktu lalu.
LIPI berhasil mengindentifikasi karakteristik dari Cnemaspis Muria seperti bentuk tubuh, perilaku hewan, dan tempat dimana spesies tersebut ditemukan.
Untuk melanjutkan identifikasi tersebut, Green Comunity & Muria Research Center Indonesia (MRC INA) kembali melakukan identifikasi terkait hewan reptil tersebut.
Tujuan identifikasi yang dilakukan oleh Green Comunity dan MRC INA untuk mencari tahu jumlah populasi spesies, persebaran hewan, ancaman yang mengganggu spesies hingga kesadaran masyarakat lokal.
Lantaran hewan tersebut tergolong spesies baru, masih terdapat kesulitan diantaranya data yang didapat kurang lengkap hingga potensi ancaman.
Tim Peneliti sudah melakukan survei di semua sisi Gunung Muria meliputi Kabupaten Jepara, Pati, dan Kudus untuk mengetahui keberadaan spesies.
"Hingga saat ini, dari 12 sungai yang disurvey. Keberadaan spesies tersebut baru ditemukan di titik penemuan awal yaitu Sungai Kajar," jelasnya.

Kondisi sungai bebatuan, dengan volume air yang tidak banyak namun dipinggiran ada pasir ataupun tempat kering. Dikanan kiri sungai terdapat tanaman-tanaman kopi.
Masih belum jelas kenapa Sungai Kajar menjadi tempat favorit reptil yang hidupnya bersifat solitaire itu.
"Mungkin karena kelembapan, ataupun jenis batu-batunya," ujar dia.
"Di sungai yang karakteristiknya sama dengan Sungai Kajarpun tidak ada cicak tersebut. Hanya di Sungai Kajar kami menemukan," katanya.