Berita Jateng
Aipda Joko Penumpang Helikopter Polisi P-1103 Ditemukan, Begini Firasat Keluarga Korban Sebelumnya
Aipda Joko Mudo (37) penumpang Helikopter Polisi P-1103 yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia diharapkan bisa dikebumikan di Sragen.
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: Raka F Pujangga
TRIBUNMURIA.COM, SRAGEN – Kabar duka diterima keluarga besar Aipda Joko Mudo (37) di Dukuh Sendangsari, RT 8 Desa Sunggingan, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen.
Aipda Joko merupakan penumpang Helikopter Polisi P-1103 yang dinyatakan jatuh di perairan Belitung Timur pada, Minggu (27/11/2022) siang.
Pria kelahiran Sragen itu telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada, Selasa (29/11/2022) malam.
Baca juga: Seorang Nenek Ditemukan Meninggal Tertelungkup di Kolam Pembuangan Kutasari Purbalingga
Pihak keluarga hingga kini masih menunggu kabar selanjutnya.
Hal ini dibenarkan Kades Sunggingan, Suminto.
Pihaknya sendiri mendapatkan kabar dari keluarga korban yang berada di Jakarta Selasa malam pukul 23.00 WIB .
Aipda Joko merupakan anak dari Kamindi (72) dan Lajem (59). Aipda Joko merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Tiga kakaknya tinggal di Jakarta sementara satu kakaknya Eni tinggal di Sragen.
"Kabarnya (ditemukan) saya terima tadi malam jam 23.00 lewat kakak korban di Jakarta. Setelah itu kami kabarkan juga ke keluarga, keluarga sudah menerima," kata Suminto, Rabu (30/11/2022).
Suminto mengatakan pihak keluarga di Sragen tetap menginginkan jenazah Aipda Joko agar dikebumikan di bumi Sukowati, namun korban sudah tinggal dan mempunyai istri di Jakarta.
"Kalau bapaknya menginginkan disini (pemakaman), tapikan sudah berkeluarga di Jakarta. Istrinya juga polwan disana, anaknya dua," kata Suminto.
Baca juga: Dikira Tertidur, Penumpang Bus DMI Ternyata Meninggal Dunia Gegerkan Terminal Cilacap
Suminto mengabarkan, di kediaman rumah orangtua korban sejak Selasa malam sudah dilakukan yasinan. Sementara warga sekitar sudah lelayu sejak Helikopter dikabarkan lost contact.
"Dirumah orangtua tetangga sudah takziah beberapa hari ini, tadi malam yasinan doa bersama untuk keselamatan. Kalau sudah meninggal ya yasinan selama tujuh hari," lanjut dia.
Suminto menceritakan sosok korban sebagai pemuda yang ramah dan baik hati. Sebelum menjadi Polisi, Aipda Joko merupakan pelatih voli di desanya.
Suminto juga menceritakan setiap korban pulang ke Sunggingan, Miri tidak pernah absen mengunjungi teman-temannya yang berada di kampung.
"Orangnya luar biasa baik. Dulu pelatih voli disini. Kalau pulang ke kampung teman-teman dikunjungi semua, ramah sekali," lanjut dia.
Suminto mengaku korban terakhir pulang sebelum tugas sekira satu bulan lalu.
Informasi yang dirinya dapat dari warga, korban sudah berpamitan ke orangtua agar tidak menunggu dirinya pulang.
Baca juga: Ikuti Arahan Jokowi, Ganjar Pastikan Pelayanan Investasi di Jateng Mudah, Murah, dan Cepat
"Informasi dari tetangga, terakhir pulang satu bulan lalu. Pamit ke orangtua kalau sunatan anak kakaknya tidak bisa pulang karena akan tugas," kata dia.
"Aku sunatan anaknya mbak Eni gak iso muleh, arep tugas. Ojo diarep-arep mulehku kapan. (Aku sunatan anaknya mbak Eni nggak bisa pulang, mau tugas. Jangan ditunggu pulangku kapan)," cerita Suminto
Sementara itu, Giyanto kakak ipar korban mengatakan korban selalu pulang ke Sragen setiap BKO (Bantuan Kendali Operasi) Aipda Joko selalu pulang ke Sragen.
Baca juga: Porprov 2023 Digelar Akhir Tahun 2023 di Pati Raya, Teguh: Butuh Kecepatan Membuat Laporan
"Biasanya kalau habis BKO pasti pulang ke Sragen setelah beberapa di Jakarta bisanya pulang jenguk orangtua dan main ke tetangga di kampung," ucapnya.
"Pulang terakhir kemarin, almarhum berbagi rejeki ke pemuda kampung untuk membeli lampu yang biasanya digunakan untuk hajatan," katanya.
Terkait pemakaman Aipda Joko, Giyanto mengaku dari pihak keluarga di Sragen berharap bisa dimakamkan di desa kelahirannya. (uti)