Berita Kudus

Sedimentasi dan Sampah Menumpuk di Sejumlah Sungai Kudus, BPSDA Seluna: 2022 Tak Ada Normalisasi

Sejumlah sungai di Kudus mengalami sedimentasi dan penumpukan sampah, namun demikian BPSDA Seluna nyatakan tak ada anggaran normalisasi pada 2022 ini

Penulis: Saiful MaSum | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA/Rifqi Ghozali
Sejumlah petugas tengah berusaha mengangkut sampah yang menumpuk di aliran Sungai Pesantren Desa Mijen, Kaliwungu, Kudus, Senin (14/11/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Sejumlah sungai di Kudus mengalami sedimentasi dan penumpukan sampah.

Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Serang Lusi Juana (Seluna) menyebut, di akhir tahun ini belum ada program normalisasi sungai yang bisa dikerjakan di wilayah Kabupaten Kudus

Koordinator lapangan Balai PSDA Seluna, Ngaderi, mengatakan di Kabupaten Kudus terdapat beberapa sungai yang menjadi langganan banjir, karena sedimentasi dan penumpukan sampah yang terhitung parah.

Kondisi Sungai Setren di Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jumat (28/10/2022). Sungai Sraten berubah jadi lautan sampah, tiap musim hujan tiba.
Kondisi Sungai Setren di Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jumat (28/10/2022). Sungai Sraten berubah jadi lautan sampah, tiap musim hujan tiba. (TribunMuria.com/Saiful Masum)

Di antaranya adalah Sungai Piji di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo, Sungai Dawe di wilayah Desa Golantepus, Sungai Gelis dan beberapa sungai lainnya. 

Dia menjelaskan, program normalisasi sungai membutuhkan proses dan anggaran yang cukup besar.

Mulai dari pengkajian lokasi, survei lokasi, perhitungan dan penggambaran lokasi yang akan dieksekusi.

Namun demikian, katanya, pencegahan bencana banjir tetap harus dilakukan meski dengan cara manual.

Mengingat intensitas hujan mulai meningkat memasuki November ini. 

"Program normalisasi membutuhkan proses dan tahapan usulan, belum lagi anggaran. Untuk di Kudus, tahun ini belum ada," terangnya, Rabu (16/11/2022). 

Ngaderi menyebut, tahun depan direncanakan normalisasi Sungai Wulan. Mulai dari Pintu Bendung Wilalung sepanjang 35 kilometer sampai pada muara sungai.

Sementara usulan normalisasi lainnya bakal ditindaklanjuti segera mungkin.

Sebagai langkah antisipatif, pihaknya mengimbau kepada pemerintah daerah setempat beserta masyarakatnya untukw merutinkan pembersihan sampah di lokasi sungai.

Dia mengimbau agar giat bersih-bersih sampah bisa dilakukan secara berkala, supaya tidak menghambat aliran sungai

"Banyak sungai di berbagai daerah yang mengalami hal serupa, terjadi penumpukan sedimentasi dan sampah yang menyangkut di bawah jembatan, sehingga bisa menyebabkan air sungai melimpas ke jalanan," tuturnya 

Pihaknya mendorong kesadaran masyarakat agar membuang sampah sesuai tempatnya, dan tidak membuang sampah di sungai

"Perlu dilakukan antisipasi segera mungkin agar lingkungan sungai-sungai di Kudus terbebas dari sampah."

"Jadi semampunya saja, kalau hujan datang, sebisa mungkin dilakukan pembersihan sampah secara berkala agar tidak semakin menumpuk," imbaunya. (Sam)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved