Berita Jateng

Beragam Tantangan Dihadapi, OJK Jateng-DIY Dorong Pertumbuhan BPR/BPRS di Jateng

Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY Aman Santosa menyampaikan bahwa OJK memahami bahwa tantangan yang dihadapi industri BPR/S cukup beragam.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/IDAYATUL ROHMAH
Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY, Aman Santosa 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG -  Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY Aman Santosa menyampaikan bahwa OJK memahami bahwa tantangan yang dihadapi industri BPR/S cukup beragam.

Di antaranya berasal dari tantangan eksternal yang mencakup dinamika ekonomi dunia dan nasional, persaingan usaha dengan industri keuangan lain pada segmen mikro kecil dan menengah.

Selain itu tantangan struktural yang berasal dari kegiatan usaha BPR/S seperti permodalan, tata kelola, infrastruktur, dan tuntutan sumbangsih BPR/S bagi perekonomian wilayah juga turut serta dalam menambah tantangan Industri.

Baca juga: Ancaman Resesi Global Dinilai Tak Berdampak Pada Perusahaan Infrastruktur Digital

"Untuk itu OJK akan meningkatkan aspek koordinasi dengan lembaga terkait harmonisasi peraturan perundang-undangan (contohnya penguatan perizinan sistem pembayaran), kuantitas dan kualitas pengawas, kebutuhan TI yang dapat mendukung pengawasan, serta pengaturan ke depan yang lebih agile serta bersifat principle based khususnya terkait perizinan dan produk layanan," kata Aman dalam kegiatan Seminar bertajuk Menuju Kolaborasi BPR Maju Bersama, Tumbuh Bersama, Jumat (14/10/2022).

Di tengah tantangan tersebut, Aman mengapresiasi kinerja BPR/S di Jawa Tengah.

Kinerja BPR/S di Jawa Tengah yang mengalami pertumbuhan secara year on year kredit sebesar 13 persen, pertumbuhan aset sebesar 14 persen, hingga pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 15,06 persen, yang seluruh angka pertumbuhan tersebut berada di atas angka nasional.

Selain itu, porsi penyaluran kredit BPR/S untuk kebutuhan produktif sebesar 69,02 persen.

"Hal ini menandakan bahwa penyaluran kredit kepada masyarakat akan semakin memberi sumbangsih multiplier effect yang lebih besar pada perekonomian," lanjutnya.

Di sisi itu, penyaluran kredit BPR/S kepada UMKM di Jawa Tengah juga mendominasi porsi penyaluran kredit sebesar 59,13 persen atau sudah di atas target Nasional yang menetapkan angka 30 persen, kredit untuk UMKM terus didorong karena UMKM merupakan salah satu mesin penggerak perekonomian yang menyumbang 60,5 persen dari Produk Domestik Bruto Nasional dan secara jumlah juga mencakup 99 persen dari total lapangan usaha, pungkas Aman.

Sementara itu, Perbarindo Jawa Tengah bersama Paguyuban Pemegang Saham dan Komisaris memfasilitasi kolaborasi BPR di tengah kondisi persaingan usaha antar lembaga jasa keuangan yang semakin sengit.

Ketua Perbarindo Jawa Tengah, Dadi Sumarsana menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmen dan dukungan terhadap kebijakan yang dilakukan OJK, khususnya terkait dengan peningkatan dan pengembangan BPR/S di Jawa Tengah.

Baca juga: Dapur Umum Dibangun di Mangkang Wetan Semarang untuk Bantu Korban Banjir

"Di sisi lain, apresiasi kami sampaikan juga kepada OJK dimana di tengah gempuran tantangan baik dari eksternal maupun internal terlebih efek pandemi yang beberapa waktu menghantui, berkat peran aktif dan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan OJK BPR/S di Jawa Tengah dalam kondisi yang baik dan meningkat.

Ke depan kami berharap OJK senantiasa bersinergi dengan IJK khususnya dengan BPR/S sehingga dapat mewujudkan iklim industri keuangan yang kuat dan berkesinambungan khususnya di Jawa Tengah," ungkap Dadi. (*)

 

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved