Berita Jateng

Sepeda Listrik Semarang Parkir di Atas Guiding Block, Dinilai Rampas Hak Penyandang Tuna Netra

KPTS menyayangkan parkir sepeda listrik yang memakan jalur khusus disabilitas netra di trotoar Taman Pandanaran, Kota Semarang.

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/IWAN ARIFIANTO
Komunitas Peduli Transportasi Semarang (KPTS) menyayangkan parkir sepeda listrik yang memakan jalur khusus tuna netra di trotoar Taman Pandanaran, Kota Semarang, Rabu (28/9/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Komunitas Peduli Transportasi Semarang (KPTS) menyayangkan parkir sepeda listrik yang memakan jalur khusus disabilitas netra di trotoar Taman Pandanaran, Kota Semarang.

Guiding block atau jalur pemandu yang dipasang untuk membantu penyandang disabilitas, khususnya netra ketika berjalan terhalang oleh barisan sepeda listrik yang beberapa hari lalu diresmikan di Kota Semarang

Pantauan Tribun di lapangan, terdapat 10 sepeda listrik yang berjajar rapi di atas guiding block di taman Pandanaran, depan Kampus Stikubank sehingga merampas hak pejalan kaki.

Baca juga: Jelang Penutupan Masa Pendaftaran Anggota Panwaslu Kudus, Warga Berbondong-bondong Ikut Seleksi

Baca juga: Museum Jenang Mubarok Kudus Raih Rekor Muri: Museum Jenang Pertama, Hilmy Ceritakan Prosesnya

"Kalau parkir di guiding block tentu sangat salah karena jalur itu adalah rute khusus sahabat tunanetra yang tak boleh ada gangguan apapun," terang Ketua Komunitas Peduli Transportasi Semarang (KPTS), Theresia Tarigan kepada TribunMuria.com, Rabu (28/9/2022).

Temuan pemasangan sepeda listrik yang tidak sesuai itu masih hanya di satu titik yakni di Taman Pandanaran.

Di titik pemasangan sepeda listrik lainnya seperti di Jalan Pemuda, Depok dan lainnya tidak menganggu disabilitas netra maupun pejalan kaki lainnya, lantaran kondisi trotoar cukup lebar.

"Untuk jalan lainnya tidak sepeda listrik yang menggangu melainkan rambu lalu lintas yang berada di sepertiga guiding block," ungkapnya.

Ia menilai, trotoar yang berada di kota Semarang sudah cukup bagus terutama di Jalan Pemuda, MH Thamrin, WR Supratman dan lainnya.

Trotoar disebut sudah cukup bagus karena lebar lebih dari 1,8 meter.

Hanya saja aturan pemasangan seperti guiding block jangan sampai terhalang oleh rambu lalu lintas bahkan sepeda.

"Tetapi trotoar belum menjangkau ke permukiman di pinggiran. Padahal penggunaan kendaraan umum itu berawal dari rumah," terangnya.

Di sisi lain, kehadiran sepeda listrik di kota Semarang diakuinya merupakan langkah bagus dari Pemkot.

Hanya saja penempatan parkir sepeda tidak merampas hak pengguna trotoar.

"Saya sudah mencoba sepeda listrik tersebut, hasilnya nyaman dan stabil, operasional mudah serta aman," katanya. 

Baca juga: Rasiman Tetap Jadi Careteker Pelatih Kepala Persis Solo, Optimistis Seluruh Pemain Siap Tampil

Baca juga: Berkunjung ke PT Djarum Kudus, Menteri Perdagangan Ingin Harga Tembakau Petani Bisa Lebih Baik

Sepeda listrik di Kota Semarang memang masih diprioritaskan untuk pariwisata dan hiburan.

Namun KPST berharap, sepeda listrik di Kota Semarang dimanfaatkan warga untuk mencoba moda transportasi baru di kota Lunpia.

"Ini inovasi yang baik, harus dicoba untuk sama-sama berlalu lintas dengan aman, meski beda moda kendaraannya," tandasnya. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved