Berita Jateng
Praktik Jual-beli Daging Anjing Semarang, Ada yang Jual Tapi Tertutup Sembunyi-sembunyi
Lembaga Dog Meat-Free Indonesia (DMFI) Kota Semarang menyebut, praktik jual-beli daging anjing di kota Semarang masih terjadi.
Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Moch Anhar
Selain itu, platform media sosial seperti Facebook juga ditemukan praktik jual-beli daging anjing.
"Memang di platform digital daging anjing pakai kode tertentu seperti B1, RTRW dan lainnya , tujuannya untuk menyamarkan," ungkapnya.
Menurutnya, daging anjing masih dikonsumsi oleh sebagian kecil masyarakat kota Semarang lantaran diyakini memiliki khasiat, di antaranya sebagai daya tahan tubuh.
Padahal hal itu hanya sugesti karena tidak ada kajian ilmiah yang membuktikan hal itu.
"Masyarakat lokal Semarang ada yang konsumsi, tapi jumlahnya tidak banyak.
Biasanya para pendatang luar Jawa karena konsumsi daging anjing bagi mereka itu hal wajar dengan dalih bagian dari adat-istiadat," paparnya.
Sementara dari sisi penjual mereka beralasan masih menjual daging anjing karena permintaan pasar masih tinggi.
Selain itu, keuntungan dari penjualan daging tersebut yang terhitung besar dibandingkan menjual daging yang dijual pada umumnya.
"Untungnya beda jika dibandingkan dengan jualan daging yang lain," ucapnya.
Padahal ketika merunut asal muasal daging anjing yang diperjualbelikan, perlu dipertanyakan.
Sebab, sumber daging anjing yang dijual tidak jelas apakah anjing itu dalam kondisi sakit atau sebaliknya.
Para pedagang olahan daging anjing tidak mengetahui pasti sumber daging itu lantaran membeli daging itu sudah dalam bentuk kiloan.
Baca juga: Operasi Sikat Jaran Candi 2022 Dilaksanakan Polda Jateng Jaring 389 Pelaku Pencurian
Bisa saja daging anjing yang dijual itu sebenarnya memiliki penyakit kulit, kutuan dan lainnya.
"Sumber daging anjing juga bisa dari anjing hasil curian," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto mengatakan, bila masih ada penjualan daging anjing di kota semarang maka akan segera dioperasi.