Berita Kudus

Ribuan Warga Serbu Gunungan, Kirab Budaya Saparan Pertama Sepanjang Sejarah Ngembal Kulon Kudus

Seribuan warga antusias berebut gunungan, pada akhir acara kirab budaya Saparan di Desa Ngembal Kulon, Kudus. Ini merupakan kirab perdana desa itu

Penulis: Saiful MaSum | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Saiful Masum
Ribuan warga antusias berebut puluhan gunungan dalam kirab budaya Saparan Mbah Buyut Poncowati, yang kali pertama digelar di Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Minggu (18/9/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS -  Seribuan lebih warga Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus mengikuti Kirab Budaya Saparan, Minggu (18/9/2022).

Kirab budaya pertama sepanjang sejarah di Desa Ngembal Kulon itu diikuti masyarakat dari kalangan anak-anak, remaja, hingga dewasa.

Mereka mengarak puluhan gunungan yang berisi beragam hasil bumi seperti ketela, sayur-sayuran, wortel, dan jagung, sejauh lebih dari 1 kilometer menyeberangi Jalan Raya Kudus-Pati.

gunungan kirab budaya saparan ngembal kulon kudus
Warga Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus mengarak gunungan dalam acara kirab Budaya Saparan Mbah Buyut Poncowati, Minggu (18/9/2022).

Setelah sampai di Lapangan Dusun Krasak, warga berebut gunungan baik sayuran maupun buah-buahan untuk dimakan bersama keluarga.

Kepala Desa Ngembal Kulon, Moh Khanafi mengatakan, kirab Saparan ini sebagai bentuk nguri-uri budaya masyarakat desa yang biasa diperingati secara sederhana.

Pada tahun ini, lanjut dia, Pemerintah Desa Ngembal Kulon bersama tokoh masyarakat mengemas tradisi tersebut lebih meriah lagi dalam bentuk karnaval.

Selanjutnya, diharapkan menjadi agenda desa yang dilaksanakan setiap tahun.

"Ada sekitar 1.200 orang yang terlibat dari 20 RT dan 4 RW."

"Ada beberapa organisasi tingkat desa seperti PKK, Posyandu, dan kelompok kesenian ikut terlibat. Alhamdulillah cukup meriah," terangnya.

Moh Khanafi menuturkan, Festival Budaya Saparan ini digelar selama sepekan sejak 11-18 September. Puncaknya dimeriahkan dengan kirab dan pentas seni budaya wayang kulit di Lapangan Dusun Krasak.  

Sebelumnya, Moh Khanafi menyebut, masyarakat Desa Ngembal Kulon tetap menjalankan tradisi budaya dalam bentuk doa bersama di Makam Mbah Buyut Poncowati.

Yaitu seorang tokoh desa, konon disebut sebagai pangeran dari keturunan Raja Mataram. 

Masyarakat Ngembal Kulon mengisi momentum bulan Safar pada Sabtu Legi atau Jumat Legi dengan berdoa tolak balak dan doa meminta ketentraman.

Selanjutnya dimeriahkan dengan beragam kegiatan lain sebagai ajang berekspresi dan silaturrahmi antar warga.

Pihaknya juga bakal menggandeng Arkeolog untuk melakukan kajian lebih lanjut terkait peninggalan-peninggalan dari Mbah Buyut Poncowati. 

Halaman
12
Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved