Berita Jateng

Setelah Harga BBM Naik, Organda Kab Semarang Ingin Jatah BLT BBM dan Tambahan Kuota Solar

Organda Kabupaten Semarang berharap mendapatkan jatah bantuan langsung tunai (BLT) terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) kepada anggotanya.

Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/MUHAMMAD FAJAR SYAFIQ AUFA
Angkutan umum saat menunggu penumpang di Terminal Penggaron, Kota Semarang, Kamis (8/9/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, UNGARAN - Ketua Umum Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Semarang, Hadi Mustofa mengatakan bahwa pihaknya berharap mendapatkan jatah bantuan langsung tunai (BLT) terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) kepada kru atau anggotanya.

Hal tersebut dikarenakan para anggotanya merupakan pihak yang terdampak langsung dengan adanya kenaikan harga BBM tersebut, di mana sehari-harinya bergerak di bidang jasa transportasi.

“Jadi kami ini yang angkutan umum yang tua, yang offline, atau kru kami belum terdata.
Justru yang online sudah terdata dan yang informasi yang saya dapat akan mendapatkan jatah BLT tersebut,” kata Hadi kepada TribunMuria.com, Kamis (8/9/2022).

Baca juga: Penampilan Denny Caknan Paling Dinanti, Ribuan Orang Penuhi Lapangan Sudirman Ambarawa Malam Ini

Baca juga: Polisi Tidur di Perbatasan Kota Semarang dari Ungaran Dinilai Membahayakan, Dikeluhkan Sopir Truk

Selain itu, ia juga berharap bahwa para pengemudi jasa transportasi yang dinaunginya juga mendapatkan tambahan batasan jatah kuota solar, terutama untuk bus pariwisata dan antar kota antar provinsi (AKAP).
“Terus dari kami mewakili anggota, memohon kepada pemerintah bahwa untuk yang khususnya AKAP, pariwisata, dan ekspedisi jangan dibatasi kuota solar 200 liter.
Kami meminta jatah setidaknya 400 liter,” imbuhnya.

Menurut Hadi, kenaikan harga BBM itu lumayan berdampak pada pendapatan atau penghasilan dari para pelaku jasa transportasi.

Beberapa hari sebelumnya, ia mengatakan bahwa pihaknya harus menaikkan tarif angkutan umum sebanyak 20 persen.

Berdasarkan informasi yang didapat TribunMuria.com, untuk angkutan penumpang di Kabupaten Semarang terdapat penyesuaian tarif dan mengalami kenaikan sebanyak Rp 1000 untuk penumpang umum dan Rp 500 untuk pelajar.

Hadi menambahkan, sejak kenaikan harga BBM diumumkan pada Sabtu (3/9/2022) lalu, jumlah penumpang angkutan umum yang dibawahinya sudah berkurang sebanyak sekitar 10 persen.

“Padahal armada kami ini sudah tinggal 1000-an, sudah banyak yang tidak beroperasi karena susah dapat penumpang,” kata Hadi.

Baca juga: Banyak Penderita HIV/AIDS Menutup Diri Status Kesehatannya, Wagub Taj Yasin Minta Mereka Terbuka

Baca juga: Meski Fasilitas Latihan Terbatas, Atlet Persani Kota Semarang Borong Medali Emas di Malaysia

Menurutnya, berkurangnya jumlah penumpang itu dikarenakan masyarakat yang masih kaget dan belum siap menghadapi kenaikan tarif angkutan.

“Kemungkinan karena masih awal, nanti mudah-mudahan terbiasa,” pungkasnya. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved