Berita Blora
Harga Telur Meroket, Pedagang di Blora Langsung Terdampak Permintaan Konsumen yang Anjlok
Dengan meroketnya harga telur ayam di hampir daerah di Kabupaten Blora, ini membuat sejumlah pedagang telur juga kelimpungan.
Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Moch Anhar
Adapun dirinya mampu mendistribusikan telur di berbagai pasar hingga luar kabupaten Blora.
"Pasar Ngawen, Kunduran, Todanan, Puncakwangi Pati, Grobogan, Japah juga," ungkapnya.
Pemilik warung kelontong di Desa Sarimulyo, Damisih (42) mengaku dengan naiknya harga telur ini meresahkan warga.
"⁴Meresahkan masyarakat, banyak keluhan. Kurang laris, masyarakat enggan beli telur," terangnya.
Harga ecer telur yang ia jual sudah mencapai Rp 30 ribu.
"Saya Kulak langsung dua krat, 30 kg. Telur habis baru disetor lagi," terangnya.
Ia menyebut kondisi normal laris tidak ada seminggu habis, sekarang dua mingguan kadang tidak habis.
"Ini sama harga daging ayam sama. Padahal biasanya lebih mahal harga daging," jelasnya.
Akhirnya, pembeli memilih membeli yang lain dari pada membeli telur yang harganya selangit.
"Harapannya semoga kembali normal seperti semula, jadi masyarakat bisa konsumsi telur," pungkasnya.
Baca juga: Pedagang Masih Bertahan di Pasar Relokasi MAJT, Dinas Perdagangan Minta Segera Pindah di Johar Baru
Sementara itu, Puryanti, seorang ibu rumah tangga di Sarimulyo mengungkapkan keluhannya atas naiknya harga telur ini.
Kini ia membeli sesuai kebutuhan, bahkan dia membeli telur diharga Rp 32 ribu per kg.
"Harganya tinggi. Sekarang saya membeli sesuai kebutuhan saja," ucapnya.
Puryanti berharap, harga kembali normal.
Sebab ini merupakan kebutuhan pokok juga.
"Apalagi ini berdampak banget pada yang punya kebutuhan telur setiap hari," terangnya. (*)