Berita Jateng

Curhat Warga Soal Pemberantasan Judi, Ada yang Kecanduan, Sampai Uang Kas Pengajian Ditilep

Momen polisi berantas judi ternyata ditanggapi beragam oleh masyarakat Kota Semarang. Ada yang memberi apresiasi positif, ada pula yang menyangsikan.

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Moch Anhar
Dokumentasi Tribun Jateng
Foto dokumentasi Anggota Satpol PP Kota Semarang melakukan penertiban togel di wilayah Semarang Utara, Sabtu (10/4/2021) malam. 

Terpisah, Perempuan warga Jangli, Semarang, Nindya (28) mengatakan, beruntung suaminya tak terjerat judi baik online maupun togel.

Ia senang di tengah gempuran judi, terutama togel suaminya masih punya hobi lain yakni hobi motor.

"Sempat dengar tetangga karena judi togel biasanya menimbulkan polemik di lingkup keluarga yang imbasnya cekcok," tuturnya.

Ia tambah senang ketika polisi menggencarkan operasi judi.

Ia sangat mengapresiasi kerja aparat tersebut yang sudah mencoba memberantas judi terutama togel.

"Hanya disayangkan kenapa harus menunggu momentum instruksi dari Kapolri, tidak dari kemarin-kemarin," protesnya.

Protesnya menggebu-gebu karena sudah lama melihat lapak judi togel di pinggir jalan dan terang-terangan buka.

"Ya memang laris manis kayak kacang goreng karena banyak masyarakat kelas bawah yang ingin mencari uang secara cepat dan banyak," ungkap karyawan swasta itu.

Mahasiswa Semarang, Dedy (21) mengaku, bukan seorang  penikmat judi, namun ikut resah dengan praktik judi togel di kota Semarang.

Keresahannya terjadi  karena togel sudah  cukup marak dan dilakukan secara terbuka.

"Selain itu, judi togel ini jadi kebiasaan orang yang malas bekerja. Terlebih mereka para pemain terkadang juga banyak yang tertipu karena tawaran tawaran yang nggak bener," ungkapnya.

Ia menilai, praktik judi khususnya togel tak akan dapat diberantas sepanjang aparat hanya 'angin-anginan' dalam memberantasnya.

Kecuali pihak terkait dari aparat dan pemkot bersinergi dan konsisten dalam memberantas togel.

"Saya rasa judi togel bakalan terus ada ya, walaupun nantinya sudah ditindak oleh aparat.

Kebiasaan masyarat di sini memang seperti itu, satu dua bulan setelah ditindak kemungkin mereka menggelar lapak yang baru," ucap mahasiswa sebuah kampus swasta ternama di Kota Semarang tersebut.

Halaman
123
Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved