Berita Jateng

Siswa SMK Ibu Kartini Semarang Tenggelam di Pantai Parangtritis, Pencarian Dilakukan Tiga Hari

Pihak SMK Ibu Kartini Kota Semarang tak menyangka kunjungan industri siswa bakal berujung hilangnya siswa mereka di pantai Parangtritis.

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/IWAN ARIFIANTO
Suasana SMK Ibu Kartini tempat sekolah Catur Prasetya (17) korban tenggelam di Parangtritis. Pihak sekolah terus berkoordinasi dengan pihak terkait dalam upaya pencarian korban, Kota Semarang, Selasa (16/8/2022). 

TRIBUNMURIA.COM,SEMARANG - Pihak SMK Ibu Kartini Kota Semarang tak menyangka kunjungan industri yang sempat vakum selama dua tahun akibat pandemi bakal berujung hilangnya siswa mereka di pantai Parangtritis.

Korban bernama Catur Prasetya (17) kelas 12 Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).

"Iya kejadian kemarin agenda utama adalah kunjungan industri, selepas itu baru mampir Parangtritis," ujar Ketua Bidang Kesiswaan SMK Ibu Kartini Kota Semarang, Subagyo Subali kepada Tribunjateng.com, Selasa (16/8/2022).

Menurutnya, kunjungan industri merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilakukan pihak sekolah.

Kunjungan tersebut sedianya diikuti oleh kelas 10, namun karena terhalang pandemi, kunjungan tersebut baru bisa dilakukan saat para siswa duduk di kelas 11 dan 12.

Baca juga: Bupati Tiwi Kukuhkan 30 Paskibraka Purbalingga, Sosok Ini yang akan Bertugas Bawa Baki Bendera

Total siswa yang ikut kunjungan ada 334 siswa, dengan rincian kelas 11 ada 180 siwa dan kelas 12 ada 154 siswa.

"Jadi kunjungan digabung kelas 11 dan 12, mereka berasal dari 13 kelas yang diangkut oleh 9 bus," ungkapnya.

Mereka melakukan kunjungan industri di sejumlah tempat di Yogyakarta.

Para siswa jurusan tata boga di produsen bakpia, tata busana di produsen kaos oblong, dan jurusan RPL di Sekolah Teknologi Digital Indonesia.

"Kami berangkat pagi, selesai kunjungan industri jam 2 siang, setelah itu mampir Parangtritis," bebernya.

Ia enggan menjelaskan kronologi kejadian tenggelamnya korban sebab tidak ada di lokasi kejadian.

"Saya tugas piket di sekolah, dapat kabar kejadian itu sore hari, lalu kami teruskan ke pihak keluarga, Yayasan dan Dinas pendidikan," katanya.

Ia menjelaskan, sekolah telah berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Polairud, Tim SAR dan pihak terkait lainnya untuk upaya pencarian korban.

Pihaknya juga menyiagakan empat guru dan dua siswa di lokasi kejadian untuk memantau perkembangan proses pencarian.

"Informasi sementara, pencarian akan dilakukan selama tiga hari. Selanjutnya nanti kami akan koordinasi lebih lanjut ke pihak terkait," tuturnya.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved