Berita Blora
Cegah Stunting pada Anak, Pemkab Blora Gencarkan Sumber Pangan Lokal Bergizi dan Cara Pengolahannya
Wakil Bupati Blora, Tri Yuli Setyowati mengungkapkan, terkait stunting akan ada survei di bulan September 2022.
Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Wakil Bupati Blora, Tri Yuli Setyowati mengungkapkan, terkait stunting akan ada survei di bulan September 2022.
"September itu ada survei, gerakan yang kita lakukan harus sebelum September,” ucap Tri Yuli Setyowati saat rapat koordinasi Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS) tingkat Kabupaten Blora usai launching program Dashat (Dapur Sehat Atasi Sunting) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora pada Selasa 9 Agustus 2022.
Menurutnya, stunting tidak perlu indikator jika sudah memiliki data.
Baca juga: Cegah Stunting, Wakil Wali Kota Semarang Segera Luncurkan Buku Pedoman Resep Makanan untuk Para Ibu
“Kita sudah intervensi, kita sudah melakukan kegiatan, kita sudah evaluasi dan kita sudah audit kasus,” terang Tri Yuli Setyowati.
“Seandainya nanti di September ada survei itu nge-block, pasti kita akan bisa menjawab. Kalau kita sudah by data, sudah mencakup 87-90 persen, kita nggak usah takut,” tandas Tri Yuli Setyowati.
Pihaknya ingin segera membentuk struktur TPPS hingga tingkat kecamatan dan desa.
“Target kita bisa terbentuk TPPS di seluruh kecamatan, bahkan hingga desa dan kelurahan. Mari kita susun tupoksinya masing masing agar bisa sinergi antara TPPS kabupaten, kecamatan dan desa," tegas Tri Yuli Setyowati.
"Kita ingin penanganan stunting ini menjadi perhatian kita bersama, dalam rangka membangun SDM Blora yang sehat dan unggul,” ucap Tri Yuli Setyowati.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Kabupaten Blora, Purwanto mengatakan, pada launching program Dashat merupakan bentuk pembelajaran kepada masyarakat.
“Supaya masyarakat ini nanti tahu, jenis makanan lokal yang ternyata kandungannya itu memenuhi syarat untuk memenuhi balita, ibu hamil. Sehingga ini hanya edukasi,” ucap Purwanto.
Diharapkan para tim pendamping desa, kader KB, kader posyandu sama-sama memahami produk lokal sederhana dan harga terjangkau bisa memenuhi standar gizi.
“Ini menekankan lebih ke produk lokal. Misal dekat dengan Bengawan Solo ini ada ikan jendil, yang diolah sedemikian rupa, sehingga anak menjadi seneng, Karena tidak ada bau asin,” jelas Purwanto.
“Yang lain, menyesuaikan, misal ada ketela, mungkin bisa dipadukan dengan tempe tahu,” sambung Purwanto.
Peluncuran program ini diisi dengan lomba menu sehat cegah stunting berbahan dasar lokal yang diikuti oleh 16 TP PKK tingkat Kecamatan se Kabupaten Blora.
Bupati Blora bersama Wakil Bupati dan Ketua TP PKK, hingga Kepala Dindalduk KB, menyempatkan diri keliling mencicipi aneka makanan olahan yang dilombakan.