Berita Jateng

Inilah Kampung Gitar di Sukoharjo, Galeri Alat Musik Mudah Ditemui di Sepanjang Jalan Desa Ngrombo

Desa Ngrombo,Sukoharjo adalah surga bagi para pecinta alat musik gitar. Toko atau galeri alat musik berjajar di sepanjang jalan desa. 

Penulis: Khoirul Muzaki | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/KHOIRUL MUZAKKI
Aktivitas pembuatan gitar di bengkel produksi milik Purwanto, warga Desa Ngrombo, Sukoharjo. 

Purwanto tinggal merakit bahan-bahan yang dibelinya dari pengepul itu sampai pekerjaan finishing, yakni mengamplas dan mengecat gitar menggunakan melamin. 

Tidak semua kayu bisa dimanfaatkan untuk membuat gitar ternyata. Beberapa kayu yang biasa dipakai untuk produksi alat musik itu yakni kayu Sono, kayu Mahoni dan kayu Maple serta triplek. 

Industri gitar di desanya sudah berlangsung puluhan tahun. Ia tak tahu persis kapan warga memulai usaha kerajinan itu.

Sejak ia kecil, industri rumahan itu sudah ada di desanya. Karenanya, ia sudah familiar dengan aktivitas membuat gitar sejak belia. 

Hingga ia memutuskan membuka usaha pembuatan gitar secara mandiri, setelah sempat tiga tahun bekerja di tempat orang. 

"Pernah kerja terus buka usaha sendiri, " katanya

Ia menumpuk gitarnya di rumah hingga hampir setiap ruang dipenuhi gitar. Tidak susah baginya untuk memasarkan gitar.

Ada pengepul yang setiap beberapa hari sekali mengambil dagangannya. 

Hanya di masa pandemi Covid 19 dua tahun ini, usahanya ikut lesu. Jika biasanya, dalam seminggu ia bisa memproduksi 8 lusin gitar, saat ini hanya 4 lusin karena sepinya permintaan.  

Baca juga: Tahapan Pemilu 2024 Sudah Dimulai, Ada Enam Parpol Baru Terdata di Jepara

Baca juga: Ramaikan HUT RI, Enam Kesebelasan Ikuti Turnamen Firman Soebagyo Cup 2022 di Desa Kedalon Pati

Ia juga terpaksa mengistirahatkan sejumlah pekerjanya karena tidak ada lagi yang bisa dikerjakan. 

Gitar yang ia beri merk Lignum ini sudah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia, misal Jakarta, Jawa Timur, Makasar, Pontianak hingga mancanegara Malaysia. 

"Saya juga pasarkan secara online, " katanya

Purwanto bukan satu-satunya pengrajin gitar di desa itu. Satu RT di kampungnya saja, ada 70 lebih keluarga yang menggantungkan mata pencahariannya dari membuat gitar. 

Belum RT atau dukun lain di desanya yang juga merata. 

Produk gitarnya dijual dengan harga beragam, mulai Rp 135 ribu hingga Rp 350 ribu tergantung model atau kualitas bahan. 

Dari usaha skala rumahan yang merata di desa itu, jarang sekali ada warga yang merantau untuk mencari pekerjaan di kota. 

Industri itu telah membuka banyak lapangan kerja. Bahkan, pengusaha gitar di desanya banyak mendatangkan pekerja dari luar kota karena terbatasnya tenaga kerja di desa. 

"Malah orang luar yang merantau untuk bekerja di sini, " katanya. (*)

 

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved