Istri TNI Ditembak

Mengapa Eksekutor Sugiono Babi Tak Mau Tembak Kepala Istri TNI Kopda Muslimin? Terungkap Alasannya

eksekutor penembakan terhadap rini wulandari di banyumanik babi alias sugiono tak mau tembak kepala korban meski diperintahkan kopda muslimin.

TRIBUNMURIA.COM/RAHDYAN TRIJOKO PAMUNGKAS
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar didampingi Dandim 0733 Kota Semarang Letkol Honi Hanava menerangkan ciri pelaku penembak istri TNI Arhanud berdasarkan rekaman CCTV. Penjabaran ciri-ciri pelaku dilakukan di ruang Rupatama Mapolrestabes Semarang,Rabu (20/7/2022). Tampak tersangka Babi alias Sugiono menembak korban dari jarak dekat. Babi mengungkap alasan menolak perintah Kopda Muslimin untuk menembak kepala korban. 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Sugiono alias Babi mendapat perintah dari Kopda Muslimin untuk menembak kepala Rini Wulandari, istri TNI tersebut.

Namun, Babi alias Sugiono enggan menuruti perintah Kopda Muslimin untuk menembak korban di bagian kepala.

Sugiono Babi pun mengungkap alasan mengapa ia tak mau menembak kepala korban, yang merupakan istri sah Kopda Muslimin --oknum TNI yang mengordernya.

Sugiono Babi enggan tak mau menembak Rini Wulandari, lantaran ia mengenal korban. Babi mengaku kenal baik dengan korban yang merupakan istri oknum TNI Kopda Muslimin --yang hingga kini masih buron dan jadi buruan Pomdam IV/Diponegoro.

Baca juga: BREAKING NEWS: Ibu-ibu Persit di Semarang Ditembak OTK, Saksi: Istri TNI Itu Didor di Depan Rumah

Baca juga: Polisi Sebut Pelaku Penembakan Istri TNI di Semarang 4 Orang, Sudah Intai Korban, Tunggu di Gapura

Baca juga: Komplotan Penembak Istri TNI di Semarang Ditangkap, 4 Eksekutor Lapangan & 1 Penyedia Senpi

Baca juga: Terungkap! Oknum TNI Kopda Muslimin Upah Pembunuh Bayaran Rp120 Juta untuk Tembak Istrinya

"Iya, disuruh tembak kepala," kata Sugiono.

Namun ia mengatakan menembak di bagian perut. Sebab, ia mengaku tak tega terhadap Rini. Apalagi Sugiono juga kenal dekat dengan korban.

Ungkap Sugino, saat rilis pengungkapan perkara 'istri TNI ditembak' yang hadihadiri oleh Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi.

Di sisi lain, kata Kapolda, upaya menyingkirkan Rina Wulandari dari hidup Kopda Muslimin telah dilakukan sejak sebulan yang lalu.

Berdasarkan keterangan tersangka Sugiono, Kopda Muslimin telah merencanakan menyingkirkan nyawa istri sah demi wanita lain dengan berbagai cara.

"Sebulan yang lalu keterangan Babi (Sugiono) diperintahkan untuk meracun. Kemudian mencuri targetnya istrinya mati. Ketiga santet," tuturnya.

Menurut Kapolda, keterangan tersangka tersebut belum dilakukan kroscek dengan suami korban.

Pihaknya saat ini sedang memburu keberadaan suami korban selaku dalang penembakan.

"Tetapi perencanaan ini timbul sebelum eksekusi dilakukan dengan menyiapkan senjata, rapat mematangkan rencana, dan membuntuti korban. Sebelumnya dilakukan upaya lain yaitu membela pacarnya, menyantet, pura-pura maling, dan terakhir ditembak," tutur dia.

Kapolda mengatakan hingga saat ini telah delapan saksi diperiksa. Termasuk diantaranya pacar simpanan Kopda Muslimin berinisial W yang juga ikut diperiksa.

"W sempat lari dan kami amankan. W inilah yang membuatnya (Kopda Muslimin) melakukan yang tidak patut dan melawan hukum," tutur dia.

Ia mengatakan para tersangka dijerat dengan 340 KUHP Jo 53 KUH Pidana. Tersangka terancam hukuman pidana mati atau penjara seumur hidup atau paling lama 20 tahun.

"Barang bukti yang diamankan satu pucuk senjata api, empat butir peluru yang tersisa di pistol, satu unit Beat hitam digunakan untuk mengawasi, satu unit Ninja Hijau telah dirubah warna dan digunakan eksekutor."

"Kemudian celana jins yang digunakan tersangka, sepatu. Tidak hanya motor, dan emas hasil kompensasi. Selain itu rekaman CCTV," imbuhnya.

Ia menambahkan  perkara tersebut masih terus dilakukan pengembangan memburu suami korban yakni Kopda Muslimin yang merupakan  dalang penembakan. Tim hingga saat ini masih berusaha untuk mengungkap. 

"Saya menghimbau suami korban agar segera menyerahkan diri  sebelum tim melakukan tindakan tegas kepada yang bersangkutan

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman, mengatakan saat ini suami korban dalam tahap pencarian.

Pihaknya telah memerintahkan Pangdam IV/Diponegoro untuk berkoordinasi dengan Kapolda Jateng untuk segera melakukan pencarian.

"Bahkan kehadiran Danpuspom dan Asintel karena yang bersangkutan mungkin tidak berada di Jawa Tengah bisa dilakukan pencarian dengan cepat," tuturnya.

Ia menuturkan TNI sangat transparan kepada anggotanya yang melanggar hukum. Pihaknya akan menindak tegas bagi anggota yang melanggar hukum.

"Bagi anggota yang melanggar akan dihukum dengan seberat-beratnya," tutur dia.

Kesempatan yang sama Jenderal Dudung  apresiasi pengungkapan kasus penembakan istri TNI di jalan  Cemara III RT 8  RW 3 Kelurahan Padangsari Kecamatan Banyumanik berlangsung cepat. 

Selain apresiasi pihaknya memberikan penghargaan terhadap personel tim gabungan pengungkapan kasus tersebut . Kasad menuturkan penghargaan tersebut diserahkan kepada 50 anggota Polda Jateng dan 24 anggota TNI anggota Angkatan Darat.

"Penghargaan ini diberikan menurut saya begitu cepat mengungkap pelaku penembakan. Hanya butuh waktu satu minggu semuanya terungkap," tuturnya.

Pihaknya selaku Kepala Staf Angkatan Darat memberikan apresiasi terhadap tim gabungan TNI AD dan Kepolisian yang telah mengungkap kasus tersebut dengan cepat.

"Saya selaku Kepala Staf Angkatan Darat memberikan apresiasi dan memberikan penghargaan yang tulus terhadap tim gabungan TNI AD dan Kepolisian menangkap pelaku dengan cepat," tandasnya.

Disisi lain, tersangka penyedia senjata Dwi Sulistiyono saat ditanya Kasad terkait senjata itu mengaku hanya dititipi. Dia mendapatkan senjata itu bukan dari militer.

"Saya hanya dititipi senjata dari orang umum," tandasnya.

Berikut lima tampang pelaku penembakan istri anggota TNI di Banyumanik

Tampang lima tersangka penembakan istri anggota TNI di Semarang tersebar di media sosial. 

Dalam video yang beredar, empat pelaku tampak meringis kesakitan lantaran kaki ditembak polisi. 

Empat pelaku penembakan tersebut yakni Sugiono alias Babi peran sebagai eksekutor, Ponco Aji Nugroho (satu motor dengan Sugiono), Supriono (naik motor beat) sebagai pengawas, dan Agus Santoso (naik motor beat) sebagai pengawas. 

Sementara itu satu pelaku yakni Dwi Sulistyo pemasok senjata api diduga rakitan tidak mendapatkan tembakan terukur dari polisi. 

Berikut tampang lima pelaku penembakan istri anggota TNI:

Baca juga: Alasan Keluarga Tak Bawa Jenazah ke Rumah Duka, Korban Mutilasi Ungaran Dimakamkan Usai Disalatkan

Baca juga: Tim Resmob Polrestabes Semarang Nyamar Jadi Ojol untuk Tangkap Pelaku Penembakan Istri TNI

1. Sugiono alias Babi

Wajah tersangka eksekutor penembakan istri TNI di Semarang, Sugiono alias Babi.
Wajah tersangka eksekutor penembakan istri TNI di Semarang, Sugiono alias Babi. (Tangkapan Layar Tiktok)

2. Ponco Aji Nugroho

Wajah tersangka penembakan istri TNI di Semarang, Aji alias Ponco.
Wajah tersangka penembakan istri TNI di Semarang, Aji alias Ponco. (Tangkapan Layar Tiktok)

3. Supriyono

Wajah tersangka penembakan istri TNI di Semarang, Supriyono.
Wajah tersangka penembakan istri TNI di Semarang, Supriyono. (Tangkapan Layar Tiktok)

 

4. Agus Santoso

Wajah tersangka penembakan istri TNI di Semarang, Agus Santoso alias Gondrong.
Wajah tersangka penembakan istri TNI di Semarang, Agus Santoso alias Gondrong. (Tangkapan Layar Tiktok)

5. Dwi Sulistyo

Wajah tersangka penembakan istri TNI di Semarang, Dwi Sulistyo.
Wajah tersangka penembakan istri TNI di Semarang, Dwi Sulistyo. (Tangkapan Layar Tiktok)

pembagian kerja tim pembunuh bayaran

Selain menangkap lima tersangka Polisi juga mengamankan barang bukti pistol, dan dua kendaraan berupa Ninja warna hijau  serta Beat street warna hitam yang digunakan saat mengeksekusi korban.

Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi menerangkan motif kelima tersangka tersebut melakukan perbuatan keji  karena memperoleh upah.

Kelima tersangka itu memiliki peran masing-masing.

"Tersangka Sugiono, dan Ponco Aji Nugroho satu tim eksekutor berboncengan menggunakan Ninja.

Kemudian Supriono dan Agus Santoso tim pengawas menggunakan kendaraan Beat.

Kami juga menangkap penyedia senjata api Dwi Sulistiono," ujarnya.

Menurutnya H-3 sebelum kejadian telah terjadi  transaksi senjata api disinyalir rakitan seharga Rp3 juta.

Kemudian keempat pelaku melakukan pematangan eksekusi pada pukul 08.00, Senin (18/7). Penembakan dilakukan pada pukul 11.38.

"Dua pelaku mengikuti korban yang saat itu menjemput anaknya dari sekolah. Eksekusi penembakan dilakukan sebanyak dua kali oleh Sugiono," tutur dia.

Dikatakannya penembakan dilakukan Sugiono bersama timnya berdasarkan instruksi suami korban yakni Kopda Muslimin. Tembakan pertama disanyalir tidak mematikan korban.

"Kemudian setelah penembakan pertama Sugiono yang telah kembali ke pos sekitar 200 meter dari tempat kejadian perkara (TKP). Kemudian mendapat instruksi dari suami korban untuk melakukan penembakan kedua," tutur dia.

Kronologi pelaku penembak istri TNI Arhanud berdasarkan rekaman CCTV. 

Irjen Luthfi menuturkan tembakan pertama disinyalir tembus di tubuh korban dan ditemukan proyektil di lokasi kejadian. Sementara tembakan kedua disinyalir bersarang di tubuh korban.

"Saat ini dua proyektil telah kami amankan dan korban dilarikan ke Rumah Sakit," tutur dia.

Irjen Luthfi menerangkan kelima pelaku tersebut mendapat honor Rp 120 juta dari Kopda Muslimin setelah menembak korban. Upah kompensasi diberikan saat kopda Muslimin menunggu istrinya menjalani perawatan di rumah sakit berada di Banyumanik. 

Kopda Muslimin menelpon sang eksekutor untuk mengambil upah yang telah disediakannya untuk dibagikan ke pelaku lainnya.

"Saat itu suami korban keluar dari rumah sakit menuju minimarket kurang lebih 300 meter dari rumah sakit bertemu tersangka. Saat itulah uang kompensasi Rp120 juta diserahkan dan telah dibagi  5 orang," jelasnya saat konfrensi pers di Mapolda Jateng.

Menurutnya tidak membutuhkan waktu lama menangkap kelima tersangka penembakan.Kasus tersebut terungkap 4 hari setelah kejadian tepatnya Kamis (21/7).

"Pada hari tersebut pukul 20.00 Sugiono ditangkap, keesokan harinya pukul 13.00 Agus Santoso ditangkap, dan hari berikutnya dua tersangka ditangkap beserta penyedia senjata api," terangnya.

Kondisi Rina Membaik

Terpisah Kondisi Rina Wulandari korban penembakan yang didalangi suaminya sendiri Kopda Muslimin semakin membaik. Saat ini Rina dirujuk dan dirawat di RSUP Kariadi.

Bahkan Rina Wulandari dijenguk Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman beserta jajarannya usai menghadiri konfrensi pers di Mapolda Jateng. Tidak hanya itu, Walikota Semarang Hendrar Prihadi juga turut menjenguk Rina. 

Terlihat juga keluarga, dan tiga anak Rina datang menjenguk ibunya yang saat ini tengah menjalani perawatan di RSUP Kariadi. 

Dokter bedah digresif RSUP Kariadi, Erik Prabowo  menuturkan korban setelah tertembak langsung ditangani oleh tim rumah sakit Hermina. Pihak rumah sakit melakukan langkah awal dan stabilisasi terhadap pasien tersebut.

"Ada multi organ korban yang injury (terluka) atau beberapa organ di dalam perut yang terluka akibat tembakan," tuturnya.

Menurutnya, Rumah Sakit Hermina merujuk korban RSUP Kariadi untuk penanganan lanjutan. Korban telah dilakukan operasi dan menangani problem yang ditemukan di tubuh pasien akibat tembakan tersebut.

"Tadi malam sudah kami lakukan operasi, Minggu (24/7) malam. Alhamdulilah berjalan lancar dan menangani problem-problem yang ada di rongga perutnya," tuturnya.

Ia memastikan kondisi pasien dalam keadaan stabil. Namun saat ini korban masih perlu diperlukan pemulihan akibat luka tembak.

"Saat saya visit, kondisi pasien stabil. Karena butuh pemulihan saya kira pasien oleh tim di berikan obat untuk ditidurkan," jelasnya.

Sementara itu  Kasad, Jenderal TNI Dudung Abdurachman menuturkan pertama korban dilakukan operasi di Hermina dan dilanjutkan dirujuk ke  RSUP Kariadi. Pihaknya mengapresiasi rumah sakit pertama menangani korban hingga menyelamatkan nyawanya.

"Saya berterima kasih kepada Rumah Sakit Hermina yang begitu cepat menangani, sehingga korban terselamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilakukan suaminya. Saat ini telah dirujuk di RSUP Kariadi," tutur Jenderal Dudung.

Menurutnya, penanganan yang dilakukan terhadap Rina cukup serius karena sebelumnya kondisi korban sempat menurun. Pihaknya mengapresiasi tindakan rumah sakit  yang tidak membutuhkan waktu lama  memulihkan kondisi korban.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada rumah sakit Hermina dan RSUP Kariadi. Saya TNI AD berharap  kedepannya melakukan penanganan serius. Karena korban membutuhkan penanganan yang serius," tutur dia.

Ia menuturkan saat menjenguk, Rina belum bisa diajak komunikasi karena masih terpasang ventilator dan  kondisinya  ditidurkan. Namun demikian  pihaknya juga bertemu ketiga anak korban yang juga ikut menjenguk.

"Saya bertemu anak korban terutama yang masih kecil berumur 4 bulan, tapi tetap kami rawat dan tampung," tandasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Ini Tampang 5 Pelaku Penembakan Istri TNI di Semarang, Meringis Kaki Dilubangi Peluru Polisi

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved