Berita Jateng

Butuh Upaya Keras Capai Penghargaan Kota Layak Anak, Bupati Sragen Usul Reward Berupa Insentif

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati usulkan reward berupa dana insentif daerah kepada Kabupaten/Kota yang memperoleh penghargaan.

Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: Moch Anhar
DOKUMENTASI
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati usai menerima penghargaan KLA 2022. 

TRIBUNMURIA.COM, SRAGEN – Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengusulkan reward berupa dana insentif daerah kepada Kabupaten/Kota yang memperoleh penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA).

Bupati Yuni sapaan akrabnya itu menilai komponen penilaian KLA sungguh komplek dan sangat sulit.

Hal ini memerlukan kolaboratif seluruh pihak.

"Komponen penilaian KLA sungguh sangat sulit dan membutuhkan kolaboratif semuanya. Harusnya reward yang diberikan bukan hanya piala, namun juga dana insentif daerah," katanya pada evaluasi KLA di aula Sukowati, Selasa (26/7/2022).

Baca juga: Tanah Warisan Ortu Dijual Orang Lain, Wahyu Tak Terima Uang Ganti Untung Normalisasi Sungai Beringin

Baca juga: Dua Joki Pelaku Penembakan Istri TNI Tercatat sebagai Warga Semarang, Pak RT: Wah Sangar

Baca juga: 47 Siswa SMA Berbagai Daerah Terima Beasiswa Aperti BUMN 2022

Yuni mengaku dirinya sudah mengusulkan reward tersebut ke Menteri KPPPA, Bintang Puspayoga agar capaian KLA yang sudah diraih bisa diberikan penghargaan lebih.

Ditemui usai kegiatan, Yuni mengaku apabila reward KLA berupa insentif, dana tersebut dapat difokuskan untuk pemenuhan fasilitas untuk menunjang KLA.

"Mestinya seperti dulu, kalau kondisi keuangan negara longgar seperti dulu ada lima kali WTP berturut-turut dapat insentif dan ini kalau bisa bisa difokuskan untuk pemenuhan fasilitas untuk anak menunjang KLA, tentu akan sangat bermanfaat" katanya.

Pemenuhan fasilitas seperti sekolah ramah anak, Puskesmas ramah anak yang kurang dan bisa dipenuhi dari dana insentif.

Yuni mengaku pihaknya berupaya menambah kekurangan-kekurangan.

Yuni melanjutkan pemenuhan lain seperti area bermain anak yang masih kurang, ruang atau sanggar berekspresi anak untuk berekspresi menggunakan bakat dan seninya.

Meski telah naik tingkat dari Madya ke Nindya, Yuni mengaku masih banyak evaluasi dan kendala.

"Masih banyak evaluasinya karena standardnya syarat, SDM semua membutuhkan keseriusan untuk memenuhi dan itu tidak mudah. Sampai ranah kebijakan yang berbasis gender, kebijakan yang pro perempuan dan anak juga dinilai," tambahnya.

Baca juga: Kejamnya Pelaku Mutilasi di Ungaran, Potong Tubuh Korban hingga Jeroan Dibungkus 7 Kantong Plastik

Baca juga: Sekawanan Monyet Liar Serbu Permukiman Warga Bendangisor Semarang, Atap Rumah Banyak yang Rusak

Ke depannya untuk mempertahankan bahkan menuju peringkat Utama, sangat membutuhkan tidak hanya kolaborasi seluruh dinas namun seluruh stakeholder. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved