Berita Blora

Cerita Gedung Pusat Latihan Angkat Besi Blora, Alat & Sarana Terbatas tapi Lahirkan Atlet Juara

Cerita Gedung Pusat Latihan Angkat Besi Blora, Alat & Sarana Terbatas tapi Lahirkan Atlet Juara

Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Ahmad Mustakim
Sejumlah atlet tengah latihan angkat besi di gedung pusat pelatihan atlet angkat besi, di Jalan Agil Kusumadya Blora, Sabtu (25/6/2022). Di gedung pusat latihan angkat besi yang sederhana ini, lahir atlet-atlet bermental juara. 

TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Gedung pusat pelatihan atlet angkat besi di Jalan Agil Kusumadya, Blora, tampak sederhana. 

Peralatan yang ada di sana tampak terbatas. Tak begitu banyak pillihan.

Dalam gedung tersebut ada beberapa matras dari triplek tebal, sabuk pelindung perut yang sudah kusam tertempel di dinding dan lembengan besi dengan berat bervariasi.

Namun siapa nyana, dari pusat latihan yang sederahana ini, muncul bibi-bibit atlet angkat besi berbakat dan bermental juara.

Tak sedikit atlet angkat besi dari tempat latihan sederhana ini yang menjadi juara dalam berbagai ajang, bahkan hingga tingkat Asia, atau bahkan internasional.

Terbaru pada ajang Asian Game di Vietnam, dua putra daerah Kota Sate menyumbang medali perak dan perunggu untuk Indonesia.

Pengurus Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) Blora Ariningsih mengungkapkan, gedung pusat latihan angkat besi sudah banyak menelurkan banyak atlet.

Mulai di tingkat provinsi, nasional, hingga menjadi perwakilan kejuaraan di Asia dan dunia. 

“Iya terbaru kemarin saat SEA Game di Vietnam, dua atlet binaan kami mendapatkan perak dan perunggu,” ucapnya saat ditemui di Gedung KONI Blora, Sabtu (25/6/2022). 

Ariningsih mengatakan, alumni PABSI Blora dalam rentetan sejarahnya juga pernah mengikuti ajang dunia mewakili Indonesia, misal Tarso yang mendapatkan emas. 

"Namun kemudian pindah ke aceh. Surahmat, Tanti Pratiwi dan kategori angkat berat seperti jasmi, saat ini pindah Kalimantan selatan," terangnya. 

Pihaknya mengaku, nama-nama tersebut jebolan dari akademi angkat besi di Blora. 

Prosesnya mulai di ikutkan di tingkat kabupaten, kemudian ikut di kejuaraan provinsi, nasional, hingga dipercaya mewakili Indonesia di ajang internansional. 

“Jadi memang teman-teman hingga sampai level dunia itu berjenjang, melalui seleksi yang ketat,” jelasnya.

Pelatih Angkat Besi, Wiji Supartini juga membenarkan hal tersebut. 

Menurutnya, bangunan gedung yang berdiri sejak 1990 tersebut sudah memunculkan banyak atlet yang berprestasi di tingkat internasional. 

Namun, keterbatasan sarana masih menjadi permasalahan yang perlu diurai. 

Seperti barbel ada yang sudah pecah, sepatu banyak yang sudah sobek, sehingga beberapa atlit pakai sepatu untuk sekolah. 

Sabuk sebagai pengaman perut juga masih kurang, juga deker atau pelindung lulut. 

“Belum standart, sehingga perlu dukungan juga, karen memang kekurangan dana,” paparnya.

Ia mengungkapkan, selain barbell, di gedung itu hanya punya delapan stik penopang lempengan besi.

Dengan jumlah tersebut para atlet harus bergantian saat latihan. 

Sebab saat ini terdapat 20 atlet binaan meliputi usia anak hingga remaja. 

“Lebih banyak atletnya dari pada alatnya, terkadang kami juga inisiatif membuat barbell sendiri dari semen, tapi itu khusus bagi pemula,” pungkasnya. (kim) 

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved