Berita Blora

Mengharukan, Ini Kisah Perjuangan 2 Wisudawati Terbaik IAIN Kudus Asal Blora Anak Seorang Petani

Mengharukan. Dua mahasiswa asal Blora yang sama-sama anak seorang petani berhasil menyabet gelar wisudawati terbaik di IAIN Kudus. 

Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/AHMAD MUSTAKIM
Bupati Blora Arief Rohman saat mengundang dua wisudawati terbaik IAIN Kudus asal Blora Endang Susanti dan Siti Rohwati ke Rumah Dinas Bupati Blora, Kamis (19/5/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Mengharukan, ini kisah perjuangan dua mahasiswa asal Blora yang sama-sama anak seorang petani yang berhasil menyabet gelar wisudawati terbaik di IAIN Kudus

Mereka mahasiswa yang berasal dari pelosok Desa di Kabupaten Blora yakni Endang Susanti, gadis asal Desa Sempu, Kecamatan Kunduran, merupakan wisudawati terbaik dari program studi (Progdi) Pemikiran Politik Islam (PPI) IAIN Kudus.

Sedangkan Siti Rohwati, asal Desa Kepoh Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, merupakan wisudawati terbaik dari program studi Pengembang Masyarakat Islam (PMI) IAIN Kudus. 

Baca juga: Kenangan Pasar Maling Legendaris di Kota Semarang, Pembeli Bisa Dapatkan Barang Branded Harga Miring

Baca juga: Mengharukan, Ini Kisah Perjuangan 2 Wisudawati Terbaik IAIN Kudus Asal Blora Anak Seorang Petani

Dalam prestasinya, Endang Susanti meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,89, sedangkan Siti Rohwati mendapat indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,83.

Endang Susanti mengungkapkan tak menyangka namanya dipanggil sebagai wisudawan terbaik dalam wisuda periode ke-31 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus pada Sabtu (14/5/2022) kemarin. 

Lantaran berhasil memperoleh predikat cumlaude dalam Program Studi Pemikiran Politik Islam dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,89.

Dengan keterbatasan ekonomi yang dialami, semangat kerja keras Santi berhasil membahagiakan kedua orangtuanya. S

ambutan haru mewarnai setiap langkah Endang Susanti.

“Alhamdulillah, senang sekali bisa membahagiakan orang tua, meski dari anak petani, tidak menyurutkan niat untuk memberikan yang terbaik kepada keluarga, saya juga tidak menyangka bisa diundang pak bupati ke Rumah Dinas Bupati, ini tentu suatu kehormatan bagi kami berdua,” ucapnya di Rumah Dinas Bupati Blora, Kamis (19/5/2022). 

Perjuangan untuk sampai saat ini pun ia ceritakan tak begitu mudah. 

Sejak kuliah pada 2018, setiap sepekan sekali Santi harus pulang ke rumah untuk membantu orangtua dengan kesibukan di rumah. 

“Memilih di Kudus karena saat kuliah sering balik rumah untuk membantu orang tua karena jarak Kudus dan Blora jaraknya terbilang tidak terlalu jauh.," jelasnya.

Ia melewati dengan ekstra belajar untuk mencapai IPK tersebut.

Pasalnya Santi merupakan mahasiswa yang menjalani proses perkuliahan secara daring/online. 

Kondisi Desa Sempu yang berada di ujung selatan Kabupaten Blora itu tidak dukung dengan akses internet yang bagus. 

Meski begitu, beragam prestasi nasional dan internasional ia dapatkan.

Puncaknya, ia dapatkan beasiswa dari Bank Indonesia. 

“Setiap perkuliahan daring, aku naik daerah perbukitan dulu. Soalnya, di rumah sana itu sulit akses internetnya. Setiap kerjakan tugas ada kuliah online ya naik ke bukit dulu, dengan dibantu bapak untuk mengantar mencari sinyal yang bagus," terangnya.

Adapun saat menulis skripsi yang ia tulis dengan tema kepemimpinan perempuan dengan lokus kajian kepemimpinan Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati.

Menjadi lulusan terbaik Program Studi Pemikiran Politik Islam, Santi bercita-cita menjadi seorang politikus perempuan. 

"Untuk di tingkat nasional saya mengidolakan Bu Risma, menurut saya beliau adalah sosok pemimpin perempuan yang tegas, semoga kelak saya bisa bertemu dengan beliau," harapnya.

Kisah mengharukan juga datang dari cerita perjalanan Siti Rohwati, lulusan dengan predikat cumlaude dalam Program Studi Pengembangan Islam dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,83.

Siti bercerita sejak kecil dirinya harus berjuang untuk mendapatkan ilmu. 

Anak seorang buruh tani ini harus berjuang keras bahkan waktu masih SD, saat musim hujan orang tuanya harus menggendongnya menuju sekolahan lantaran kondisi jalan yang rusak.

“Orang tua cuma buruh tani, lahan sawah waktu itu juga tidak punya,waktu itu beli sepatupun susah, namun saya terus berjuang dan selalu berusaha memberikan yang terbaik,” ucapnya hingga sempat menangis. 

Saat SD, Siti mengaku dirinya ingin mondok.

Dirinya terus meyakinkan orang tua, hingga akhirnya orang tua punya sapi satu rela dijual untuk mondok, namun saat dipondok ada beasiswa bagi santri yang kurang mampu.

“Saat sudah di pondok alhamdulillah rezeki orang tua mengalir, usai SMP hingga mau lanjut ke SMA akhirnya memutuskan untuk mondok lagi,” imbuhnya.

Saat memasuki masa kuliah, ia ditanya orang tua kuliah atau tidak, ia menjawab ingin meneruskan ke jenjang lebih tinggi.

“Dari situ saya sugguh-sungguh dan membuat bapak ibu semangat, bahkan saat mengikuti tes selama tiga hari diantar bapak naik motor dari rumah untuk mengikuti tes, di tiga tempat yaitu di IAIN Kudus, IAIN Salatiga, UIN Walisongo Semarang," jelasnya. 

"Dari tiga kampus itu, dua diantaranya diterima, namun akhirnya setelah konsultasi dengan orang tua dipilihlah IAIN Kudus,” ucapnya saat bercerita. 

Tak sampai di situ, saat memasuki kuliah, perjuangannya untuk memberikan yang terbaik kedua orang tua terus ia lakukan.

Bahkan di awal masuk kuliah mulai semester satu sampai dengan semester dua, ia harus berhemat lantaran terhambat untuk uang saku.

“Saat awal kuliah, ibu jualan nasi jagung keliling desa. Dari doa orang tua dan kerja keras Alhamdulillah di semester 3 mendapatkan beasiswa,” tuturnya.

Siti berpesan untuk anak-anak desa jika mempunyai keinginan bisa sungguh sungguh, dan terus berusaha hingga cita-cita itu bisa tercapai.

"Saya ingin menjadi motivasi generasi muda, utamanya di Desa Kepoh, karena di sana pendidikannya masih minim. Mereka harus tahu pentingnya sebuah pendidikan terlebih untuk seorang perempuan tidak hanya di rumah saja, namun bisa lebih memanfaatkan potensinya,” harapnya.

Sementara itu, Bupati Arief Rohman mengapresiasi kegigihan dan kesungguhan dua mahasiswa yang berasal dari pelosok desa, namun tetap berprestasi ini.

Baca juga: Promosikan Sport Tourism, Safin Pati Sports School Gelar Turnamen Sepakbola Antar Akademi

Baca juga: Terima Kunjungan Menkeu Singapura, Direktur Polifurneka Kendal Ajak Kerjasama Penyediaan SDM

Bupati mengaku nantinya akan membantu mencarikan jalan beasiswa agar mereka nantinya bisa melanjutkan pendidikan.

“Sambil mencari-cari, nanti kami minta mereka ini untuk mengasah TOEFL-nya, kami harap nanti mereka bisa dapat beasiswa di PTN/PTS terbaik," harapnya. 

"Tidak hanya di Indonesia tapi kalau bisa di luar negeri, sehingga bisa menjadikan semangat yang lain, bahwa dari desa bisa kuliah di luar negeri,” harapnya.

Keduanya nanti akan diminta Bupati untuk magang di Pemkab untuk bisa diperbantukan di salah satu dinas. (*) 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved