Berita Jateng

Angka Kematian Bayi dan Ibu Tertinggi di Jateng, Banyumas dan Grobogan Jadi Sorotan

Dua  daerah di Jawa Tengah masing-masing  Banyumas dan Grobogan menjadi sasaran program Saving Live at Birth (menyelamatkan nyawa saat lahir).

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Moch Anhar
Project HOPE
Petugas Project Hope melakukan pendampingan ibu hamil risiko tinggi di Grobogan saat program berjalan. 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Dua  daerah di Jawa Tengah masing-masing  Banyumas dan Grobogan menjadi sasaran program Saving Live at Birth (menyelamatkan nyawa saat lahir) tahap III atau SLAB-III.

Program itu telah dilaksanakan oleh Yayasan Project HOPE dengan dukungan Johnsons & Johnsons Foundation.

Dua kabupaten tersebut menjadi proyek sasaran lantaran Banyumas merupakan daerah dengan kematian bayi tinggi. 

Baca juga: Polisi Datangi Sejumlah Peternak di Pati, Ingatkan Bahaya Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan

Baca juga: Keluarga Mantan Pelari Nasional Suryati Marija, yang Meninggal Kecelakaan, Minta Kejelasan Hukum

Baca juga: Aksi Curanmor di Brebes Terekam CCTV, Pelaku Bawa Lari Motor di Waktu Subuh

Sedangkan Grobogan merupakan daerah dengan angka kematian ibu tertinggi di Jawa Tengah.

Melalui program tersebut, Project HOPE melakukan intervensi terhadap implementasi layanan kesehatan ibu dan anak (KIA).

Intervensi yang dilakukan yaitu melaksanakan pelatihan kompetensi tenaga medis, pemberdayaan masyarakat serta kegiatan orientasi dan pendampingan.

"Program berlangsung selama 3 tahun, sejak 2019 hingga 2022," papar Program Manager Maternal Neonatal and Child Health Yayasan Project HOPE, dr. Raden Noviane Chasny seperti keterangan tertulis yang diterima Tribunjateng.com, Kamis (12/5/2022).

Ia menjelaskan, program SLAB-III dilaksanakan berdasarkan analisis situasional di dua daerah tersebut.

Di samping itu, Project HOPE juga telah memetakan sejumlah masalah terkait layanan kesehatan ibu dan anak.

"Di antaranya, masalah kapasitas tim kesehatan, kompetensi tenaga kesehatan, kesiapan fasilitas kesehatan, pemantauan dan evaluasi hingga perilaku kesehatan masyarakat," ujarnya.

Program SLAB-III telah menghasilkan tiga capaian utama.

Pertama, Program SLAB-III mampu meningkatkan pelaksanakan dan monitoring evaluasi program KIA.

Aksi nyata yang dilakukan di Banyumas yaitu eradikasi Pre-Eklampsia.

"Pre-Eklampsia ini penyakit karena tekanan darah tinggi yang timbul pada saat kehamilan," katanya.

Ia menjelaskan, dalam konteks program diartikan menghilangkan penyakit PE sebagai penyebab utama kematian ibu hamil.

Penyakit tersebut dapat dicegah dan kematian akibat penyakit tersebut juga dapat dicegah apabila bisa diidentifikasi secara awal dan diterapi dengan tepat sejak ditemukan.

Di Grobogan, SLAB-III melakukan aksi Grobak Manak, yang diadaptasi dari Grobogan Bersama Atasi Kematian Emak dan Anak. 

Aksi tersebut melibatkan pemangku kepentingan dari sektor kesehatan dan nonkesehatan.

Capaian kedua yaitu adanya penguatan kompetensi tenaga medis di Banyumas dan Grobogan.

Ia menyebut, sebanyak 6.189 tenaga kesehatan dari total 7.125 tenaga kesehatan di Banyumas dan Grobogan telah dilatih secara langsung maupun tidak langsung.

Jumlah tersebut terdiri atas 496 dokter, 3.794 bidan, 1.320 perawat dan 579 lainnya.

Ia menambahkan, penguatan kompetensi tenaga medis berdampak pada penurunan angka kematian ibu karena Pre-Eklampsia dan perdarahan.

Pada 2019, persentase kematian ibu karena Pre-Eklampsia di Banyumas sebanyak 50 persen dan di Grobogan sebanyak 31 persen.

"Kasus tersebut menurun pada 2021, yaitu Banyumas 11 persen dan Grobogan 20 persen," imbuhnya.

Sementara itu, persentase kematian ibu karena perdarahan pada 2019 di Banyumas sebanyak 10 persen dan Grobogan 14 persen.

Kasus menurun pada 2021, yaitu Banyumas 2 persen dan Grobogan 10 persen.

Capaian ketiga yaitu adanya perubahan perilaku dan pemahaman masyarakat terkait kesehatan ibu dan anak.

Baca juga: Ganjar Komentari Mbah Kholil, Warga Jepara yang Bangun Jembatan Pakai Uang Pribadi

Baca juga: Jadwal Pemutaran Film di Bioskop New Star Cineplex Pati Hari Ini, Kamis 12 Mei 2022

Baca juga: Merasa Dirugikan, 30 Sekdes ASN di Demak Minta Perbup No 11 Tahun 2022 Dikaji

Ia menuturkan, sebanyak 234.410 warga di Banyumas dan Grobogan yang menerima manfaat dari SLAB-III.

Jumlah itu terdiri atas 73.000 ibu hamil, 4.236 ibu hamil dengan risiko tinggi, 70.781 ibu bersalin dan 85.450 bayi baru lahir.

"Perubahan perilaku dan pemahaman ini menghasilkan kebijakan alokasi dana desa untuk program KIA," tandasnya. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved