Berita Semarang

Cegah Stres dan Pikun, Lansia di Salatiga Ikut Terapi Melalui Kegiatan Menggambar Bersama

Menggambar bukan hanya untuk anak-anak saja, melainkan orang-orang lanjut usia (Lansia).

Penulis: Hanes Walda Mufti U | Editor: Moch Anhar
Tribunjateng.com/Hanes Walda
Lansia di Panti Wreda Mandiri Salib Putih saat sedang menggambar, Sabtu (30/4/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, SALATIGA – Menggambar bukan hanya untuk anak-anak saja, melainkan orang-orang lanjut usia (Lansia).

Menggambar bagi lansia memiliki berbagai manfaat.

Tidak hanya bermanfaat untuk mempertahankan fungsi kognitif hingga mencegah pikun, aktivitas ini juga dapat meredakan stres.

Baca juga: Jalur Alternatif Via Gunungpati Semarang Jadi Pilihan saat Mudik Lebaran, Pemudik: Jalur Anti Macet

Baca juga: Siap Sambut Wisatawan Saat Libur Lebaran, Pemkab Batang Tata Ulang Rest Area Tol Kayangan

Baca juga: Program Mudik Gratis BUMN Menggunakan Kereta Api Tiba di Stasiun Tawang

Melihat banyaknya manfaat menggambar bagi orang lansia, aktivitas ini dipilih oleh para mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga untuk dibagikan ke para penghuni Panti Wreda Mandiri Salib Putih yang terletak di Jalan Merbabu Salatiga.

Sebuah kertas kosong dan alat menggambar seperti pensil dan spidol dibagikan ke para penghuni panti yang berjumlah 12 orang.

Ada 15 lansia penghuni panti dalam waktu 15 menit, mereka langsung mencoretkan alat tulis ke atas kertas.

Seperti Oma Rusmini sekarang berusia 90 tahun, kertas putih yang diberikan para mahasiswa telah diisinya dengan gambar dua tangkai bunga.

Satu berwarna merah dan satu berwarna kuning.

Menurut Oma Rus, panggilannya sehari-hari, bunga-bunga tersebut seperti bunga yang dahulu sering ditanam di pekarangan rumahnya di Palopo, Sulawesi Selatan.

“Dulu waktu masih muda, Oma senang menanam bunga. Sekarang sudah tinggal di panti hanya bisa memandangi bunga-bunga yang tumbuh di sini,” kata Oma Rusmini kepada Tribunjateng.com, Sabtu (30/4/2022).

Selain itu Om Ipin, pria berusia 49 tahun ini menunjukkan sebuah gambar rumah dan empat gambar orang.

Om ipin mengaku gambar tersebut adalah gambar panti dan teman-temannya sesama penghuni panti.

Koordinator mahasiswa yang memimpin jalannya kegiatan, Emil Venska Ayatanoi, menyebut bahwa aktivitas yang dilakukannya bersama para penghuni panti merupakan implementasi mata kuliah gerontik.

Sebelumnya mereka telah melakukan pengkajian kognitif dan hasilnya ditemukan sejumlah kondisi pada para lansia.

“Kegiatan kami dimulai sejak Januari, diawali dengan kajian kognitif kepada para lansia di tiga panti yakni Panti Wreda Sosial Salib Putih, Panti Wreda Maria Marta dan Panti Wreda Mandiri Salib Putih,” papar Emil kepada Tribunjateng.com (Tribun Network).

“Dari kajian tersebut kami menemukan sejumlah kasus umum yang dialami oleh lansia seperti kesulitan tidur, penurunan daya ingat, penurunan kesehatan, hingga merasakan kesepian,” tambahnya.

Selain menggambar, ada beberapa kegiatan diantaranya yakni pembagian kartu peningkatan kualitas tidur lansia, senam tubuh, senam otak, Terapi Aktivitas Kelompok (TAK), serta menggambar.

“Di sela kegiatan yang kami lakukan beruntun sejak sepekan yang lalu di tiga panti, kami juga melakukan tes kesehatan dan pengobatan gratis bagi para penghuni panti,” paparnya.

“Respons mereka sangat positif, mereka menganggap kami sudah seperti cucu sendiri,” tambahnya.

Kepala panti, Visata Dyah Febriani, membenarkan bahwa respons para penghuni panti yang telah dikelolanya selama 15 tahun ini sangat positif. Pihaknya juga merasa sangat terbantu dengan hadirnya para mahasiswa prodi Ilmu Keperawatan UKSW.

Baca juga: Puluhan Kendaraan Pemudik Tak Mampu Melintasi Tanjakan Gombel Semarang

Baca juga: Jelang Lebaran, Bupati Pati Haryanto Tinjau Jalan Rusak dan Lakukan Perbaikan Sementara

Baca juga: Cari Merchandise Resmi Persipa Pati? Dapatkan di Persipa Office Store yang Baru Diresmikan Ini

Visata ingin kegiatan seperti ini dapat rutin diselenggarakan.

“Penghuni panti ini usianya beragam mulai termuda 49 tahun dan tertua 102 tahun,” kata Visata Kepada Tribunjateng.com.

“Rata-rata permasalahannya sama yakni penurunan daya ingat dan kesepian. Sehingga aktivitas yang dibawakan oleh adik-adik mahasiswa dapat bermanfaat bagi mereka,” tambahnya. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved