Berita Jateng

Belajar dari Kasus Ibu Bunuh Anak di Brebes, Ini Pesan Dokter Glorio Immanuel Kepada Masyarakat 

Dokter spesialis jiwa RSUD dr Soeselo Slawi, dr Glorio Immanuel, mengajak masyarakat untuk belajar dari kasus ibu menganiaya anak kandung di Brebes. 

Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: Moch Anhar
TRIBUN JATENG/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD
Dokter spesialis jiwa RSUD dr Soeselo Slawi, dr Glorio Immanuel. 

TRIBUNMURIA.COM,BREBES - Dokter spesialis jiwa RSUD dr Soeselo Slawi, dokter Glorio Immanuel, mengajak masyarakat untuk belajar dari kasus ibu menganiaya anak kandung di Tonjong, Kabupaten Brebes. 

Terduga pelaku KU (35), dinyatakan mengalami gangguan jiwa retardasi mental sejak kanak-kanak. 

Menurut Glorio, pelaku merasa sejak kecil sudah mengalami kekerasan fisik, kekerasan verbal hingga pelecehan.

Tetapi selalu dia simpan sendiri. 

Baca juga: Stok Minyak Goreng di Semarang Masih 1 Juta Liter, Dinas Perindustrian Pastikan Aman Saat Lebaran

Baca juga: Naikkan Target di 2022, Pemkab Batang Targetkan Penerimaan Pajak Capai Rp 122 Miliar 

Dari gangguan kejiwaan itu, mendorong pelaku merasa khawatir kejadian serupa akan menimpa anak-anaknya. 

Sehingga di dalam diri pelaku ada keyakinan menetap yang tidak sesuai logika atau waham. 

"Saya ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat. Pertama gangguan kejiwaan bukanlah penyakit yang tabu," kata Glorio kepada TribunJateng.com (Tribun Network), di Mapolres Brebes, Senin (18/4/2022).

Glorio menjelaskan, kedua masyarakat harus bisa melakukan deteksi dini tentang penyakit kejiwaan. 

Terutama memperhatikan orang-orang terdekat di keluarga dan lingkungannya. 

Seperti gagal tumbuh kembang anak, keterlambatan bicara anak, hiperaktif anak, dan kasus yang sedang terjadi retardasi mental.

"Semua itu adalah bagian dari gangguan kejiwaan. Tetapi bukan bagian yang tabu," ujarnya. 

Glorio mengatakan, semua gangguan tersebut bisa didiagnosis dan diobati. 

Baca juga: Cerita Perajin Mainan Tradisional Anak di Jepara, Tetap Bertahan di Tengah Perubahan Zaman

Baca juga: Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Pemkab Demak Adopsi Konsep Smart City

Hal yang penting adalah agar keluarga mendukung penyembuhannya saat di rumah. 

Terutama adalah cara mendidik anak-anak secara baik. 

"Dengan kesadaran masyarakat yang tinggi. Gangguan jiwa bisa didiagnosis dan diobati. Sehingga kita harapkan hal-hal yang seperti ini tidak terjadi lagi," pesannya. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved