Berita Jateng

Cerita Anggota Polres Batang Saat Bertugas Menjadi Pasukan PBB di Sudan Afrika

Bripka Dody Handoko dan Briptu Gondomon berhasil jadi pasukan perdamaian PBB Satgas Garuda Bhayangkara II FPU 12 di Hulu Sudan Afrika.

Penulis: Dina Indriani | Editor: Moch Anhar
TRIBUN JATENG/DINA INDRIANI
Bupati Batang Wihaji menyambut kepulangan Bripka Dody Handoko dan Briptu Gondomon usai bertugas di Sudan, Senin (11/4/2022). 

TRIBUNMURIA.COM,BATANG - Dua anggota Polres Batang Bripka Dody Handoko dan Briptu Gondomon berhasil menjadi pasukan perdamaian PBB Satgas Garuda Bhayangkara II FPU 12 di Hulu Sudan Afrika.

Bripka Dodi Handoko adalah Anggota Bhabinkamtibmas Polsek Limpung, sedangkan Briptu Gondomono merupakan anggota Unit Propam Polres Batang.

Sebelumnya mereka ikut dalam seleksi pada bulan April tahun 2019. 

Mereka telah ditugaskan selama satu tahun enam bulan bersama 140 pasukan.

Baca juga: Menunggu Waktu Berbuka Puasa, Main Merpati Kolong di Jepara

Baca juga: Kapolda Jateng Apresiasi Unjuk Rasa di 6 Kota/Kabupaten di Jateng Berjalan Kondusif

Kepulangan mereka pun membawa berbagai cerita selama menjadi pasukan perdamaian.

“Tugas kami di sana untuk menjaga perdamaian, karena di Sudan ada konflik horizontal antar masyarakat. 

Jadi masalah antara warga asli Afrika dengan Afrika keturunan, tapi sekarang sudah tahap penutupan misi,” tutur Bripka Dody Handoko, Senin (11/4/2022).

Lebih lanjut, dalam tugasnya ia bersama pasukan lain  juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemanusian sepertimembangun atau merehab musala.

Kemudian patroli ke tempat pengungsian penduduk, drop air bersih untuk penduduk dan memberikan edukasi protokol kesehatan, karena disana Pandemi Covid-19 sangat merajalela.

“Kita pernah mengalami di situasi yang tegang pada saat di Golo diserang oleh pemberontak, karena mandatnya kita tidak boleh baku tembak, mengingat misinya perdamaian jadi hal yang kita lakukan adalah mundur atau menjauhinya," ujarnya.

Meski demikian, respon dari warga Sudan sendiri, luntuk Indonesia sangat baik dan ramah yang disebutkan Indonesia Tamam yang berarti Indonesia Baik.

Hal itu karena permintaan dari Pemerintah Sudan untuk Indonesia yang masuk pertama pada tahun 2008 sudah tertuang dimandat perjanjian internasional yang harus terakhir kali meninggalkan Negara Sudan.

“Ternyata kemarin fakta di lapangan bahwa tim saya yang pulang terakhir dari Sudan, kami baru pulang dari sana bulan Januari 2022 dan kami yang melaksanakan misi terakhir penutupan dengan pasukan Pakistan dan Nepal untuk mengawal United Stage,” ujarnya

Sekarang konflik Sudan dianggap sudah selesai yang sekarang dinyatakan aman namun dilanjutkan dengan misi politik, karena nanti ada peace building dan peace keeping.

Warga asli Kabupaten Batang itu juga sempat mengajarkan budaya Indonesia, bahkan memperkenalkan makanan khas Kabupaten Batang dengan madu dan empingnya 

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved