Berita Demak

Nostalgia, Bupati Eisti Hampiri Penjual dan Beli Es Goreng di Demak, Baru Tahu Masih Ada

Bupati Demak, Eisti’anah, menghampiri seorang penjual es potong jadul atau sering disebut sebagai es goreng di sela-sela bazaar UMKM.

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: Moch Anhar
Dinkominfo Kabupaten Demak
Bupati Demak, Eisti’anah, membeli dua batang es potong saat bazaar UMKM di Kelurahan Kalicilik, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak pada Senin (21/3/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, DEMAK - Bupati Demak, Eisti’anah, menghampiri seorang penjual es potong jadul atau sering disebut sebagai es goreng di sela-sela bazaar UMKM di Kelurahan Kalicilik, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak pada Senin (21/3/2022) lalu.

Di depan gerobak Es Potong Tempoe Doeloe milik Khafid (45), orang nomor wahid di Kota Wali tersebut melihat dari dekat proses penyajiannya hingga diserahkan kepada pembeli.

Ternyata, ia mengaku kembali mengingat masa-masa zaman dahulu saat dirinya masih anak-anak.

Baca juga: PSIS Semarang Dikaitkan dengan Bintang Liga 1, Begini Jawaban Tegas Yoyok Sukawi

Baca juga: Seribuan Mahasiswa di Karanganyar Dapat Program Penghargaan Masuk PTN

“Ini mengingatkan saya, di masa saya masih kecil.

Selalu jajan es potong, baik di sekolahan maupun di kampung.

Ternyata sampai saat ini masih ada dan dijajakan kepada anak-anak,” kata Eisti, sapannya.

Ia kemudian membeli dua batang es untuk diberikan kepada para pengunjung lain.

Dalam penyajiannya, Khafid mengeluarkan sebatang es mirip es krim sepanjang 20 cm dari dalam kota es gerobaknya.

Sebatang itu dipotong menjadi dua.

Masing-masing potongan ditusuk dengan tusuk kayu yang berfungsi sebagai pegangan. 

Kedua potongan es kemudian dicelupkan ke dalam cairan cokelat.

Es potong kini masih menjadi favorit dan masih digandrungi baik anak-anak ataupun orang dewasa.

Khafid yang merupakan warga Platar, Desa Mangunjiwan, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak tersebut masih memproduksinya hingga kini secara berkeliling dan mangkal di sejumlah sekolahan.

"Ini saya produksi sendiri dan saya jual sendiri di sekolah-sekolah dasar dekat desa. 

Untuk sehari-hari bisa habis sampai 60 batang es.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved