Berita Kudus
Antok Kesal Ketersediaan Minyak Goreng Curah di Kudus Langka
Minyak goreng curah di Kudus beberapa hari terakhir mengalami kelangkaan. Warga pun kelimpungan.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Minyak goreng curah di Kudus beberapa hari terakhir mengalami kelangkaan.
Kelangkaan ini terjadi saat minyak goreng kemasan HET-nya dicabut pemerintah pusat.
Kelangkaan minyak goreng curah ini membuat sejumlah warga pusing tujuh keliling.
Terutama warga yang memiliki usaha kecil, misalnya saja Antok (41), warga Desa Pasuruan Lor, Kecamatan Jati, Kudus.
Baca juga: Cekcok Saat Pesta Miras, Dua Pelaku Nekat Habisi Korbannya Saat Berjalan Pulang
Baca juga: Harga Kebutuhan Pokok Naik Jelang Ramadan, Minyak Goreng Kemasan Tembus Rp 24 Ribu Per Liter
Baca juga: Ribuan Santri Nahdlatul Wathan NTB Riuh Sambut Ganjar, TGB Zainuddin Atsani: Kami Fans Berat Bapak
Dengan mengendarai sepeda motor, Antok keliling Kota Kudus pada Selasa (22/3/2022) untuk mencari minyak goreng curah.
Sampai pada siang hari, usaha Antok tidak berhasil.
Dua jeriken yang diapit antara setang dan jok motornya itu tak berhasil terisi minyak goreng curah bahkan setetes pun.
Semua toko kelontong besar maupun kecil yang biasa menjual minyak goreng curah yang didatanginya saat ini semuanya kosong.
"Beberapa hari ini langka. Tidak kebagian," ujar Antok dengan nada kesal saat ditemui di Jalan Nuri Kelurahan Wergu Kulon, Kudus.
Antok memang sangat butuh minyak goreng curah untuk keperluan usaha kerupuk.
Sedangkan saat ini stok minyak goreng di rumah sudah habis.
Antok tidak tahu harus berbuat apa, dia mengaku terpaksa harus libur menggoreng kerupuk karena minyak goreng curah tidak kunjung tersedia di pasaran.
Dia mengaku tetap mau membeli ketika minyak goreng curah dijual dengan harga Rp 18 ribu per kilogramnya.
Dengan harga segitu dia masih mendapat untung dari usaha kecil yang dijalankannya.
"Tapi kalau gak ada (minyak goreng curah) yang bikin pusing. Di rumah habis. Toko-toko keliling satu kota tidak ada. Usahanya (kerupuk) ini libur tidak goreng," tandas Antok.
Sebelum-sebelumnya Antok bisa pakai minyak goreng curah atau kemasan untuk usaha kerupuknya.
Pasalnya sebelum terjadi kelangkaan, kedua jenis minyak goreng tersebut selisih harganya tidak terpaut jauh.
Sementara saat ini minyak goreng kemasan di Kudus rata-rata di angka Rp 25 ribu per liter.
Antok tidak bisa berbuat banyak selain berharap kepada pemerintah supaya segera menyelesaikan masalah minyak goreng.
Sementara dari pantauan TribunMuria.com di toko kelontong yang biasa menjual minyak goreng curah di Gang IVJalan Nuri Kudus minyak goreng curah tidak tersedia.
Di situ sudah menumpuk antrean jeriken dari sejumlah calon pembeli minyak goreng curah.
Kondisi serupa juga terjadi di beberapa toko kelontong besar di sekitar wilayah tersebut.
Pemilik toko kelontong, Beny, mengatakan, tokonya belum mendapat kiriman minyak goreng curah dari distributor di Semarang setelah pemerintah mencabut HET minyak goreng kemasan.
Terhitung sejak sepekan yang lalu kiriman belum ada.
Biasanya, kata Beny, dalam sepekan tokonya dua kali dikirim minyak goreng curah.
Setiap kali kirim menggunakan truk tangki kapasitas 5 ribu liter.
Baca juga: Ribuan Santri Nahdlatul Wathan NTB Riuh Sambut Ganjar, TGB Zainuddin Atsani: Kami Fans Berat Bapak
Baca juga: Video Jelang Ramadan Warga Kriyan Jepara Gelar Tradisi Baratan
Baca juga: Bhabinkamtibmas Polsek Blora Cek Stok Barang di Pertokoan dan Pusat Perbelanjaan, Ada Apa?
"Ini belum tahu kapan mau dikirim lagi," kata dia.
Berhubung banyak warga yang datang ingin membeli minyak goreng curah di tokonya, Beny sampai menulis menulis di kertas yang ditempel di tokonya.
Bunyi tulisannya: "Minyak curah kosong. Belum tahu datang kapan". (*)