Berita Jateng

Dampak Kembali Diberlakukannya PTM Terbatas, Antusias Anak Belajar Daring Turun

Akibat meningkatnya kembali kasus Covid-19 di Kabupaten Batang, Pemerintah pub kembali memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas.

Penulis: Dina Indriani | Editor: Moch Anhar
TRIBUN JATENG/DINA INDRIANI
Pelaksanaan PTM Terbatas di sebuah sekolah di Kabupaten Batang, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNMURIA.COM,BATANG - Akibat meningkatnya kembali kasus Covid-19 di Kabupaten Batang, Pemerintah pub kembali memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas setelah sebelumnya diterapkan PTM 100 Persen.

Hal itu pun ternyata berdampak pada mental anak serta menurunnya antusias belajar anak.

Wakil Kepala SMPN 1 Batang Dinok Sudiami mengatakan, sebagian dari mereka justru kembali tidak mengikuti pembelajaran daring sebagaimana mestinya, dengan tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Baca juga: Dugderan Tradisi Sambut Ramadan di Semarang Akan Tetap Digelar, Meski Masih Pandemi

Baca juga: Taktik Kominfo Demak Tekan Rokok Ilegal, Bakal Bikin Film Pendek Komedi

Baca juga: Awal Tahun 2022 Dinsos Batang Catat Ada Empat Pengajuan Adopsi Anak, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi

“Di pertemuan berikutnya, ketika masuk ke kelas, saya tanya tugasnya, ternyata anak tidak mengerjakan dan setelah dicek hanya beberapa anak yang mengerjakan,” tuturnya, Senin (7/3/2022).

Ia memastikan, anak didik sudah sangat jenuh dengan pola pembelajaran daring.

“Ketika ditanya, jawaban mereka mayoritas menginginkan PTM 100 persen, karena bisa bertemu langsung dengan gurunya, lebih variatif dan maksimal dalam pembelajaran, dibandingkan belajar sendiri di rumah,” jelasnya.

Lebih lanjut, jka sebelumnya dalam pembelajaran daring di awal masa pandemi, sudah memanfaatkan aplikasi ID dari Kemendikbud Ristek. 

Namun waktunya sangat terbatas, sementara menggunakan WhattsApp untuk pengiriman tugas-tugas.

“Sebetulnya Kemendikbud Ristek telah memberikan bantuan kuota belajar sebesar 10 GB kepada tiap anak. 

Hanya saja, kemanfaatannya belum maksimal, karena terkadang ada sebagian anak yang menggunakannya untuk bermain video game online,” imbuhnya.

Ia pun sempat melakukan penelitian terhadap keaktifan peserta didik saat pembelajaran daring.

Baca juga: Berkah Viral Diposting Ganjar, Pokdarwis Girpasang Klaten Raup Pendapatan Rp75 Juta Per bulan

Baca juga: Awal Tahun 2022 Dinsos Batang Catat Ada Empat Pengajuan Adopsi Anak, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi


“Sebenarnya mereka memantau grup kelas, tapi tidak ada yang komentar. Jadi sebagian dari mereka tidak mengerjakan tugas,” ungkapnya.

Namun berkat menerapkan pola pembelajaran kolaborasi, antara daring dan luring, semua tugas yang diberikan selesai.

“Jika gurunya pro aktif, anak didik pasti mengikuti pola pembelajaran yang diterapkan,” pungkasnya. (*)

 

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved