Konflik Rusia vs Ukraina

Rusia Kibarkan Bendera Perang, Sejumlah Wilayah Ukraina Dibombardir Ledakan Bom

Rusia Kibarkan Bendera Perang, Sejumlah Wilayah Ukraina Dibombardir Ledakan Bom

AFP/ANATOLII STEPANOV
Asap membubung usai ledakan di desa Novohnativka, wilayah Donetsk, tak jauh dari pos militer Ukraina di garis depan melawan separatis yang didukung Rusia, Sabtu (19/2/2022). 

TRIBUNMURIA.COM - Perang antara Rusia dan Ukraina di depan mata, dan bisa memicu perang lebih besar lagi.

Sejumlah ledakan dilaporkan terjadi di berbagai wilayah di Ukraina, setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengizinkan dimulainya operasi militer khusus.

Diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengizinkan operasi militer khusus di wilayah Ukraina pada Kamis (24/2/2022).

Hal ini menandai dimulainya serangan pasukan Rusia ke wilayah Ukraina.

Akibat operasi militer Rusia di Ukraina, kata kunci atau keyword soal Ukraina sempat menduduki peringkat pertama trending topic Twitter di Indonesia dengan lebih dari 161.000 twit hingga Kamis (24/2/2022) pukul 14.30 WIB.

Dari pantauan Kompas.com, kata kunci tersebut digunakan warganet untuk mengungkapkan keprihatinan yang terjadi di Ukraina.

Alasan Rusia menyerang Ukraina

Dilansir dari Kompas.com (24/2/2022), dalam pidato yang disiarkan di TV Pemerintah Rusia, Putin mengatakan Rusia tidak punya pilihan selain mempertahankan diri dari ancaman Ukraina modern.

Rusia akan merespons jika ada kekuatan eksternal yang mencoba mengganggu dan akan mencoba melakukan demiliterisasi serta menghilangkan pengaruh Nazi di Ukraina.

"Rusia tidak bisa merasa aman, berkembang, dan eksis dengan ancaman konstan yang berasal dari wilayah Ukraina modern," ucap Putin.

Pernyataan itu muncul setelah Amerika Serikat mengatakan bahwa Rusia menempatkan 150.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina.

Dan juga separatis yang didukung Rusia meminta bantuan militer kepada Putin.

Separatis pro Rusia di Ukraina meminta bantuan militer untuk melawan apa yang meraka katakan sebagai agresi Ukraina yang berkembang.

Namun, Kiev membantas agresi semacam itu.

"Semua tanggung jawab atas pertumpahan darah akan berada pada hati nurani rezim yang berkuasa di Ukraina," kata Putin kepada TV pemerintah.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved