TRIBUNMURIA.COM, KUDUS – Sudah sepekan ini Terminal Tipe A Jati Kudus terendam banjir. Akibatnya aktivitas keluar-masuk bus di terminal lumpuh.
Untuk sementara aktivitas bus berada di bahu jalan di sekitar terminal.
Pantauan di lokasi, ketinggian genangan banjir di area Terminal Tipe A Jati Kudus mencapai sekitar 60 snetimeter. Banjir menggenangi pelataran terminal.
Di bagian belakang terminal air juga menggenang. Tidak tampak ada aktivitas.
Seluruh kios di terminal tutup dan di pelataran tak tampak ada bus. Terminal benar-benar lumpuh.
Sementara di bahu jalan depan terminal terdapat seorang agen penjual tiket bus.
Harusnya agen ini menjual tiket di dalam area terminal.
Tapi berhubung banjir dan tidak ada bus masuk akhirnya menjual tiket di jalan depan bahu jalan.
“Untuk bus naik turunnya penumpang di sekitar terminal,” ujar salah seorang agen bus Agramas Toyib.
Toyib yang menjajakan tiket di bahu jalan depan terminal itu lantaran ingin memudahkan penumpang.
Setelah penumpang membeli tiket, akan dijemput mobil untuk dibawa ke pemberhentian bus yang ada di depan SMP 2 Jati.
Kondisi banjir yang menggenang di terminal membuat para calon penumpang bingung.
Sebab mereka yang terbiasa naik bus dari terminal saat ini kondisinya lumpuh karena banjir.
Para agen tiket bus yang semula di dalam terminal pun pada pindah di luar terminal.
Begitu juga tempat menaikkan dan menurunkan penumpang juga pindah.
“Agen dan bus yang menaikkan penumpang juga pindah-pindah. Penumpang jadi bingung,” kata calon penumpang Hafidz Lutfi yang hendak pergi ke Jakarta dari Kudus.
Banjir yang melumpuhkan fasilitas umum berupa terminal ini sangat merugikan masyarakat.
Untuk itu Hafidz berharap agar pemerintah segera mencari solusi taktis agar banjir tidak lagi terjadi.
Pasalnya banjir serupa acap kali menggenangi Terminal Tipe A Jati Kudus.
Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Jati Kudus Eli Risandi mengatakan, banjir menggenangi terminal terjadi sejak sepekan yang lalu.
Sejak banjir menggenangi terminal, seketika itu juga bus tidak ada yang masuk.
Bus memilih wilayah di sekitar terminal sebagai tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
“Untuk ketinggian banjir di terminal variatif. Ada yang 60 sentimeter, ada yang 90 sentimeter,” kata Eli.
Meski tidak ada bus yang masuk ke terminal, kata Eli, setiap hari ada pegawai terminal yang berjaga di dalamnya.
Kemudian, lanjut dia, pihaknya belum tahu solusi apa yang akan dilakukan dalam penanganan banjir kali ini.
Sebab air yang menggenang di terminal tidak bisa dibuang karena di sekitar terminal juga banjir.
“Ini bencana belum bisa diprediksi. Jadi untuk penanganan ini belum,” kata Eli. (*)