Berita Kabupaten Semarang

TEGA, Hasil Jualan Kerupuk Karak Nenek Ngatemi Malah Ditukar Uang Palsu Rp 5 Juta

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ngatemi (80) menunjukkan dagangannya di rumahnya, di Dusun Karangduren, Desa Karangduren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Senin (12/6/2023).

TRIBUNMURIA.COM, UNGARAN - Nenek Ngatemi (80) mengaku kaget dan sedih ketika mengetahui uang sebanyak Rp 5 juta yang ia bawa merupakan uang palsu.

Uang yang diterima penjual kerupuk karak warga Karangduren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang itu berasal dari dua orang tak dikenal yang mendatanginya dan meminta tukar uang.

Ngatemi baru mengetahui uang miliknya tersebut uang palsu setelah diberitahu oleh distributor karak yang menemuinya, Senin (12/6/2023).

Dia bercerita, semula dirinya dihampiri oleh seorang pria yang hendak membeli karaknya di sekitar SMK Tengaran pada Jumat (9/6/2023) lalu.

Saat itu, Ngatemi tengah dalam perjalanan berjualan keliling ke Pasar Kembangsari.

Pria tersebut membeli kerupuk dagangan Ngatemi seharga Rp 75 ribu.

Baca juga: Pria Magelang Bayar Hp Samsung A32 Pakai Uang Palsu di Salatiga

Baca juga: Edarkan Uang Palsu, Pemilik Barbershop di Kota Semarang Ini Diringkus Polisi

Tak hanya membeli, lanjut Ngatemi, pria tersebut terus mengajaknya untuk berbincang.

Setelah berbincang, pria itu akhirnya meminta tolong untuk menukar uang senilai Rp 100 ribu-an miliknya dengan uang pecahan milik Ngatemi.

“Pria itu mengenakan helm dan jaket, dia minta tukar Rp 3 juta dengan alasan untuk membayar tukangnya. Uang miliknya Rp 100 ribu-an dilipat, ditukar dengan pecahan kecil Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu milik saya,” kata Ngatemi.

Tak berhenti di situ, setelah pria yang mengaku bekerja di sebuah SMP negeri di Tengaran tersebut pergi, datang seorang laki-laki lain yang juga tak dikenal, pun meminta untuk menukar uang.

Pria kedua membeli karak seharga Rp 20 ribu dan meminta tukar uang Rp 100 ribu-an sebanyak Rp 2 juta dengan pecahan milik Ngatemi.

“Uangnya juga sama dilipat,” imbuh dia.

Ngatemi mengaku sama sekali tidak berpikiran bahwa uang yang dia terima itu uang palsu.

Dia merasa uang tersebut asli karena tampak sekilas mirip uang asli.

Terkait jumlah uang yang dia bawa saat itu, Ngatemi mengaku kerap membawa persediaan banyak uang pecahan untuk kembalian, terutama kepada pembeli yang membeli dalam jumlah besar.

Halaman
12