Berita Temanggung

Tausiyah Gus Miftah saat Peringatan Nuzulul Quran di Mapolres Temanggung, Singgung Sambo dan TMP

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta, Miftah Maulana Habiburrahman atau yang lebih dikenal dengan sapaan Gus Miftah mengisi tausiyah dalam peringatan Nuzulul Quran 1444 H yang digelar di Mapolres Temanggung, Selasa (11/4/2023) malam.

TRIBUNMURIA.COM, TEMANGGUNG – Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta, Miftah Maulana Habiburrahman atau yang lebih dikenal dengan sapaan Gus Miftah mengisi tausiyah dalam peringatan Nuzulul Quran 1444 H yang digelar di Mapolres Temanggung, Selasa (11/4/2023) malam.

Dalam tausiyahnya, Gus Miftah menyebut bahwa serangkaian peristiwa aneh yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu belakangan adalah cara Allah SWT untuk membersihkan negara ini dari beragam 'hal kotor'.

Ia mengungkapkan, belum lama ini masyarakat dikejutkan dengan peristiwa yang menghantam tingkat kepercayaan terhadap institusi Polri.

Mulai dari kasus Irjen Ferdy Sambo hingga Irjen Teddy Minahasa Putra (TMP) yang mencengangkan publik.

Tak berhenti sampai di situ saja, disusul kemudian munculnya kasus dugaan money laundry di tubuh Kementerian Keuangan juga kembali menghebohkan masyarakat.

“Ini adalah cara Allah membersihkan Indonesia dari berbagai hal yang kotor."

"Kadang semua terbuka dari hal-hal yang tidak terduga. Kasus Ferdy Sambo, hingga penganiayaan terhadap David Ozora yang berdampak pada bersih-bersih di tubuh Polri dan Kementerian Keuangan."

"Sehebat-hebatnya manusia, Allah jauh lebih kuat,” papar Gus miftah, dalam keterangan yang diterima Tribunmuria.com, Rabu (12/4/2023).

Namun demikian, ia meyakini bahwa sampai detik ini masih sangat banyak petugas yang benar-benar mengabdikan diri mereka untuk bangsa dan tanah air secara ikhlas.

“Coba sebulan saja di Temanggung gak ada polisi, pasti banyak perawan yang tiba-tiba hamil,” kelakarnya diikuti tawa para jemaah.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Miftah juga berpesan kepada para pejabat publik untuk dapat menahan diri agar tidak mempertontonkan segala bentuk kemewahan di depan publik, salah satunya platform media sosial.

Selain itu, memasuki tahun-tahun politik seperti ini, ia juga berpesan agar para pejabat yang sukses berkat mekanisme pemilihan umum agar senantiasa menahan diri dan menghindari praktik-praktik kecurangan untuk memperoleh simpati rakyat.

“Kadang saya sakit hati, ada pejabat yang membeli suara rakyat dengan amplop berisi Rp20.000."

"Masak kalah dengan harga sewa (maaf) pelacur di Sarkem yang per jam tarifnya Rp200.000."

"Kalau tidak bisa berprestasi minimal jangan menyakiti masyarakat,” pintanya.

Acara peringatan Nuzulul Quran di Mapolres Temanggung mampu menarik animo puluhan ribu jamaah yang datang dari berbagai penjuru wilayah.

Tercatat kegiatan malam itu dihadiri sedikitnya 50.000 orang. (*)