TRIBUNMURIA.COM, SUKOHARJO - Suasana terminal Tipe B Sukoharjo tampak sepi. Hilir mudik bus Antar Kota dalam Provinsi (AKDP), maupun angkutan dalam kota terlihat jarang.
Penumpang yang menunggu maupun naik armada di terminal itu pun hanya segelintir.
Terminal tipe B khusus melayani bus penumpang AKDP, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
Dahulu, sebelum 2015, terminal ini masih sangat sibuk. Lalu lintas angkutan umum melalui terminal itu cukup rapat.
Arus penumpang pun padat.
Baca juga: Menang 1-0 dari RANS, PSIS Kantongi Bekal Berharga sebelum Meladeni Arema FC
Outlet-outlet penjualan di dalam terminal masih ramai pembeli.
Bus-bus andalan masyarakat Sukoharjo misal Wahyu Putro, Bekonang Putro, Sendang Mulya dan Wahyu Jaya sudah banyak yang tak beroperasi.
Dahulu, ada 150 armada atau bus angkutan umum yang beroperasi.
Namun semakin lama, jumlah itu terus menyusut.
Saat ini, penurunan jumlah angkutan yang transit di Terminal Sukoharjo sudah sangat signifikan.
"Sekarang tinggal 21 armada, " kata Koordinator Terminal Sukoharjo Sumaryadi, Senin (16/1/2023)
Ia pun mengaku tak tahu kemana bus-bus itu setelah tak lagi beroperasi.
Ia juga tak mengetahui lagi nasib sopir, kondektur atau pengusaha jasa transportasi umum itu karena putus kontak.
Baca juga: Perajin Barongsai di Kota Semarang Terima Banyak Pesanan Jelang Imlek, Figur Kelinci Jadi Favorit
Merosotnya jumlah bus di terminal Sukoharjo itu tak lepas dari sepinya penumpang yang menggunakan jasa transportasi darat.
Untuk bepergian, sebagian masyarakat beralih menggunakan kendaraan pribadi yang harganya semakin terjangkau.
Belum lagi, persaingan usaha di bidang jasa transportasi darat yang semakin ketat seiring hadirnya ojek atau taksi online.
Merosotnya jumlah transportasi umum di Sukoharjo ini memengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi angkutan.
Apalagi saat pandemi Covid 19, pemerintah memberikan kelonggaran pengusaha jasa transportasi dengan menggratiskan retribusi selama 2 tahun.
Ia mengatakan, penurunan pendapatan dari retribusi mencapai 40 persen dibanding dulu.
Meski demikian, pihaknya tetap memberikan pelayanan maksimal, di antaranya dengan mengoptimakan fasilitas untuk kenyamanan penumpang.
"Trayeknya sekarang juga berkurang, dulu ada 6 sekarang tinggal 2," katanya. (*)