TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Perusahaan infrastruktur digital optimistis akan tetap tangguh menghadapi ancaman resesi global yang disebut-sebut akan terjadi tahun 2023.
Satu di antara perusahaan, Biznet menyebut bahkan telah menyiapkan investasi untuk melakukan pengembangan infrastruktur jaringan.
"Kalau boleh dibilang, internet ini sudah seperti listrik, sudah infrastruktur utama. Jadi harapannya, saat krisis ini tidak terlalu banyak terdampak."
"Tahun ini Biznet menyiapkan Capex (capital expenditure) sekitar 200 juta dolar Amerika untuk pembangunan kabel fiber optic bawah laut, kemudian pengembangan (proyek Biznet) di kota-kota yang ada.
Baca juga: Tingkatkan Layanan, Biznet Perluas Jaringan Kabel Fiber Optic Bawah Laut Senilai Rp 3 Triliun
November (2022) kemungkinan gelar kabel lautnya mulai jalan.
Proyek ini kami targetkan rampung Maret tahun depan," kata President Director Biznet Adi Kusma saat pertemuan bersama media di Jimbaran, Bali, Selasa (11/10/2022) lalu.
Adi lebih lanjut menyebutkan, berkaca pada pandemi Covid-19 sendiri, penyedia layanan internet tersebut telah melakukan berbagai transformasi.
Di antaranya adalah menjadi perusahaan konsumer seiring dengan perubahan yang terjadi.
"Pandemi ketika ada lockdown, seperti di Jakarta SCBD, kita tahu tidak boleh di kantor dan kita dengar berita hunian kantor menurun. Itu memang kita rasakan, traffic internet di kantor tahu-tahu hilang waktu pandemi. Tapi berbeda dengan di rumah.
Baca juga: Tim Kedaireka Unika Soegijapranata Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro di Banjarnegara
Inilah kita lihat bahwa Biznet pun selama pandemi bertransformasi menjadi perusahaan konsumer," paparnya.
Adi di sisi itu meyakini kedepan Biznet akan terus berkembang. Hal itu seiring dengan transformasi yang terus dilakukan perusahaan.
"Dulu tahun 2005, sekitar 90 persen (segmen) bisnis, ritel 10 persen. Kemudian sebelum pandemi, 70 persen (segmen) bisnis, 30 persen ritel.
Hari ini? Kami mengarah menjadi perusahaan konsumer.
Mungkin tren kedepan pun bakal shifting dan 10 tahun kedepan, mungkin konsumernya yang 80 persen.
Jadi boleh dibilang, dengan pandemi ini apalagi krisis ini kami juga merasa tidak terdampak banyak, hanya sebagian bisnis yang akan growth kedepan dan kami berkembang hanya (layanan) infrastrukturnya yang berubah, dulu kota sekarang desa, jadi terbalik," imbuhnya. (idy)