Pesawat TNI Jatuh

Tetangga Sebelah Rumah Lettu Yudistira Kaget Dengar Kabar Pesawat TNI Jatuh, Ada Hal Tak Biasa

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PESAWAT LATIH - Pilot Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) menyiapkan pesawat latih dasar G36 Bonanza dalam serah terima di Base Ops TNI Lanudal Juanda, Sidoarjo (20/4/2015). Sebanyak empat pesawat latih dasar G36 Bonanza diserahterimakan kepada Puspenerbal untuk mendidik calon penerbang TNI AL sebelum mengoperasikan pesawat operasional.

TRIBUNMURIA.COM, SURABAYA - Tetangga sebelah kanan rumah Lettu Laut (P) Yudistira Eka Permadi, di Bambe, Driyorejo, Gresik, kaget saat mendengar kabar insiden pesawat TNI jatuh di Selat Madura, Rabu 7 September 2022.

Adalah Puguh Budi Santosa, tetangga sebelah rumah Lettu Yudistira --pilot pesawat latih TNI AL jenis G-36 Bonanza-- ynag mengalami kecelakaan saat latihan tempur anti serangan udara.

Puguh mengungapkan, ada peristiwa tak biasa beberapa jam sebelum pesawat milik Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) yang dipiloti Lettu Yudistira jatuh saat latihan tempur Koarmada II.

Sebagai tetangga paling dekat secara tata letak posisi rumahnya, Puguh mengaku kaget dengan beredarnya kabar sebuah pesawat latih TNI AL jenis G-36 Bonanza T-2503 yang dipiloti oleh tetangganya itu, hilang kontak (lost contact). 

Apalagi saat Puguh memastikan langsung kabar tersebut kepada ibu mertua Lettu Laut (P) Yudistira Eka Permadi, yang akrab disapa para tetangga dengan sebutan 'oma' itu, ia hanya bisa mengelus dada seraya prihatin. 

"Melihat kondisi itu, saya sempat ke situ, dan tanya 'Oma ada apa?' 'aduh wes, belum tahu'."

"Warga sini sudah tahu kalau Pak Yudistira terlibat dalam insiden tersebut," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di depan rumahnya, Rabu (7/9/2022) malam.

Baca juga: Titik Jatuhnya Pesawat G-36 Bonanza Milik TNI AL Ditemukan, Tim Gabungan Lakukan Penyelaman

Baca juga: Keterangan Resmi Koarmada II terkait Jatuhnya Pesawat TNI AL G36 Bonzana di Selat Madura

Kabar tak mengenakkan itu, beredar sejak siang hari, atau sekitar berkumandangnya azan salat Zuhur.

Puguh mengaku curiga dengan kondisi pagar depan rumah tetangganya itu, yang terbuka lebar seperti membelalak menyiratkan tanda tanya. 

"Ini tadi ada peristiwa ini, makanya pulang cepet, ibu mertuanya (Yudistira). Saya tahu baru siang tadi," jelasnya. 

"Biasanya kalau enggak ada apa-apa. Pintu pagar ini dalam keadaan tertutup, dalam arti orangnya keluar dan omanya di rumah sendiri, terus ditutup lagi."

"Tapi kok dari tadi terbuka terus, ada apa. Iya berita tersebar saat zuhur," tambahnya. 

Ada perilaku tak biasa

Saat ditanya mengenai apakah ada keanehan dari perilaku Lettu Laut (P) Yudistira Eka Permadi beberapa jam sebelum kecelakaan pesawat, Puguh menjawab ada.

Puguh mengaku, sempat mendapati, yakni tak seperti biasanya, saat berangkat dinas sekitar pukul 06.00 WIB, Lettu Laut (P) Yudistira Eka Permadi terdengar berpamitan kepada ibu mertuanya, dari luar rumah. 

Setahunya, selama ini, pilot yang menjabat sebagai Wadan Pesud 2 Flight II Ron 200 itu, saat pergi berangkat berdinas selalu merampungkan proses uluk salamnya itu, di dalam rumah.

"Tapi tadi pagi, kalau enggak salah pamitan di luar rumah 'oma aku berangkat dulu'. Iya langsung wer, iya pakai motor Beat."

"Bukan subuh, paling sebelum anakku berangkat sekolah, jam 6-an. Kalau jam 5 enggak. Udah ada matahari. Iya itu pamit agak terburu," ungkapnya. 

Halaman
12